RUPIT– Bangunan Rumah Sakit (RS) Rupit, di Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas (Mura) diduga kembali disalah gunakan. Sejumlah oknum masyarakat saat ini menjadikan lokasi tersebut tempat mesum. Bahkan ada sebagian warga menyebut lima unit bangunan di RS Rupit ‘wisma’ tempat memadu kasih.
“Dulunya setelah diberitakan di media massa, RS Rupit sempat dijaga dan tidak lagi digunakan tempat mesum. Namun setelah lebih kurang dua bulan, tidak ada lagi pengawasan dan oknum masyarakat kembali menjadikan lokasi ini menjadi tempat mesum,” ungkap Akmal K Alham asisten anggota DPRD Kabupaten Mura Daerah Pemilihan (Dapil II) kepada koran ini, Selasa (1/2).
Akmal mengaku mengaku, telah menampung aspirasi seluruh masyarakat Rupit yang mulai resah terhadap alih fungsi RS Rupit. Menurut pengakuan masyarakat di lokasi kejadian ditemukan beberapa bukti mengarah dugaan alih fungsi RS Rupit menjadi tempat mesum.
“Saya sudah pernah menyarankan sebelum RS Rupit diserahterimakan, alangkah baiknya dapat difungsikan untuk aktifitas Puskesmas yang ada di Desa Lawang Agung. Karena Puskesmas Lawang Agung saat ini kondisinya sudah tidak layak lagi untuk pelayanan kesehatan. Jika RS Rupit difungsikan saya yakin tidak ada lagi yang memanfaatkan bangunan ini menjadi tempat mesum,” paparnya.
Ditambahkan Akmal, kondisi tersebut semestinya menjadi perhatian masyarakat bersama, khususnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mura. Terlebih saat ini Pemkab Mura sedang giat-giatnya mewujudkan program Mura Darussalam.
Menurut Akmal, pembangunan RS Rupit menghabiskan dana tidak sedikit menggunakan uang pemerintah yang notabonenya uang rakyat berdasarkan Undang-Undnag (UU) Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. Dalam UU tersebut menjelaskan, keuangan Negara mesti digunakan secara transparan dan seluruh yang dilakukan untuk kemaslahatan masyarakat banyak.
“Sangat disayangkan gedung dibiayai uang rakyat, justru berubah fungsi dari rumah sakit menjadi tempat mesum,” sesal Akmal.
Terpisah Camat Rupit, Firdaus saat dihubungi wartawan koran ini mengaku belum menerima laporan adanya dugaan RS Rupit dijadikan tempat mesum. Namun ia mengaku akan mengencek informasi ke lapangan.
“Saya koordinasi dulu dengan staf dan instansi terkait, sejauh mana kebenaran informasi itu,” ujarnya.
Untuk menentukan langkah selanjutnya, sambung Firdaus, akan ditentukan setelah melakukan pengecekan.
“Nanti setelah kami mengecek kebenarannya, baru diinformasikan,” pungkasnya. (01/10)
“Dulunya setelah diberitakan di media massa, RS Rupit sempat dijaga dan tidak lagi digunakan tempat mesum. Namun setelah lebih kurang dua bulan, tidak ada lagi pengawasan dan oknum masyarakat kembali menjadikan lokasi ini menjadi tempat mesum,” ungkap Akmal K Alham asisten anggota DPRD Kabupaten Mura Daerah Pemilihan (Dapil II) kepada koran ini, Selasa (1/2).
Akmal mengaku mengaku, telah menampung aspirasi seluruh masyarakat Rupit yang mulai resah terhadap alih fungsi RS Rupit. Menurut pengakuan masyarakat di lokasi kejadian ditemukan beberapa bukti mengarah dugaan alih fungsi RS Rupit menjadi tempat mesum.
“Saya sudah pernah menyarankan sebelum RS Rupit diserahterimakan, alangkah baiknya dapat difungsikan untuk aktifitas Puskesmas yang ada di Desa Lawang Agung. Karena Puskesmas Lawang Agung saat ini kondisinya sudah tidak layak lagi untuk pelayanan kesehatan. Jika RS Rupit difungsikan saya yakin tidak ada lagi yang memanfaatkan bangunan ini menjadi tempat mesum,” paparnya.
Ditambahkan Akmal, kondisi tersebut semestinya menjadi perhatian masyarakat bersama, khususnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mura. Terlebih saat ini Pemkab Mura sedang giat-giatnya mewujudkan program Mura Darussalam.
Menurut Akmal, pembangunan RS Rupit menghabiskan dana tidak sedikit menggunakan uang pemerintah yang notabonenya uang rakyat berdasarkan Undang-Undnag (UU) Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. Dalam UU tersebut menjelaskan, keuangan Negara mesti digunakan secara transparan dan seluruh yang dilakukan untuk kemaslahatan masyarakat banyak.
“Sangat disayangkan gedung dibiayai uang rakyat, justru berubah fungsi dari rumah sakit menjadi tempat mesum,” sesal Akmal.
Terpisah Camat Rupit, Firdaus saat dihubungi wartawan koran ini mengaku belum menerima laporan adanya dugaan RS Rupit dijadikan tempat mesum. Namun ia mengaku akan mengencek informasi ke lapangan.
“Saya koordinasi dulu dengan staf dan instansi terkait, sejauh mana kebenaran informasi itu,” ujarnya.
Untuk menentukan langkah selanjutnya, sambung Firdaus, akan ditentukan setelah melakukan pengecekan.
“Nanti setelah kami mengecek kebenarannya, baru diinformasikan,” pungkasnya. (01/10)
0 komentar