tag:blogger.com,1999:blog-78985872560357715482024-02-21T20:41:50.060+07:00UTAMA<a href="http://www.imagehosting.com/"><img border="0" alt="Image Hosting" src="http://img263.imageshack.us/img263/8548/sinar.gif"></a>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.comBlogger1138125tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-50716325332137564962012-01-09T21:49:00.001+07:002012-01-09T21:49:02.008+07:00Pengantin Baru Ditembak Perampok<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<br />
SUKAMANA-Naas dialami Aprianto (28) dan istrinya, Rita (25), warga Dusun Srimukti Desa Sukamana, Kecamatan STL Ulu Terawas, Kabupaten Musi Rawas (Mura). Saat hendak pulang ke rumah, pasangan pengantin baru ini dirampok dua Orang Tidak Dikenal (OTD). <br />
<br />
Peristiwa dialami korban terjadi Minggu (8/1) sekitar pukul 15.30 WIB di jalan menuju Desa Sukamana. Informasi dihimpun koran ini, kronologis kejadian bermula korban bersama istriya berniat pulang ke rumah usai berbelanja di Pasar Lubuklinggau menggunakan sepeda motor Yamaha Vega. Ditengah jalan menuju Desa Sukamana, istri korban minta berhenti karena ingin buang air kecil.<br />
<br />
Namun sialnya, saat sedang menunggu istrinya buang air kecil, tiba-tiba dari semak belukar muncul dua orang pelaku langsung menodongkan senjata tajam kearah korban. Saat itu pelaku meminta paksa sepeda motor dikendarai Aprianto. <br />
Merasa terancam, korban menyerang salah seorang pelaku dan berhasil merebut sejata tersebut. Melihat kejadian menimpa suaminya, istri korban langsung melarikan diri karena ketakutan.<br />
<br />
Sementara itu, pelaku lainnya langsung mencabut senjata api rakitan dan menembak korban tepat mengenai perut kanan sebanyak satu kali. Akibatnya, Aprianto terkapar bersimbah darah. Beruntung tidak lama kemudian melintas warga yang akan menuju Desa Sukamana. Para pelaku langsung melarikan diri ke dalam semak belukar.<br />
<br />
Oleh warga dan pihak keluarga, korban dibawa menuju IGD RS dr Sobirin untuk mendapat pertolongan. Setelah peluru bersarang ditubuh korban berhasil dikeluarkan tim medis, Aprianto langsung dibawa pulang pihak keluarga.<br />
<br />
Kepala Desa Sukamana, Rusli, yang turut mengantar korban ke RS dr Sobirin meminta peristiwa ini dapat menjadi perhatian pihak keamanan. Baik dari Polres Mura maupun Polsek STL Ulu Terawas.<br />
<br />
“Ini bukan kejadian yang pertama kalinya, diawal tahun ini saja sedikitnya sudah terjadi empat kali tindak pidana perampokan. Kami berharap pihak kepolisian melakukan patroli atau membangun pos penjagaan agar keamanan masyarakat lebih terjamin,” pinta Rusli.(Mg01)<br />
</div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-50750263431937887912012-01-09T21:48:00.003+07:002012-01-09T21:48:48.191+07:00Pemkab Didesak Stop Aktivitas PT Gorby<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<br />
RAWAS ILIR- Dewan Pimpinan Cabang Banteng Muda Indonesia Kabupaten Musi Rawas (DPC BMI Mura) mendesak pemerintah meninjau ulang ganti rugi lahan dilakukan PT Gorby Putra Utama dan PT Gorby Energy, yang beroperasi di Kecamatan Rawas Ilir. Sebab menurut hasil penelusuran di lapangan, ganti rugi lahan dilakukan kedua PT tersebut diduga tidak tunduk dengan peraturan perundang-undangan. <br />
<br />
“Salah satu peraturan perundang-undangan itu peraturan Gubernur Nomor 25 tahun 2009, mereka mengabaikan peraturan gubernur ini,” ungkap Ketua DPC BMI Mura, Devi Arianto kepada koran ini, Jumat (5/1). <br />
<br />
Selain mendesak pemerintah melakukan peninjauan ulang, DPC BMI Mura juga mengirimkan surat kepada Ketua DPRD Mura Hj Srie Hernalini Nita Utama. Surat tersebut ditembuskan kepada Gubernur Sumsel, DPRD Provinsi Sumsel, Komnas HAM di Jakarta, Komisi III DPRRI dan Kapolri. Kemudian Bupati Mura, Camat Rawas Ilir, Fraksi PDIP DPR-RI dan PT Gorby Putra Utama. <br />
<br />
Diakui Devi Arianto, berdasarkan hasil investigasi dilakukan pihaknya ke lapangan fakta dan realita kesepakatan ganti rugi lahan dengan masyarakat senilai Rp 5 juta per hektarnya. <br />
<br />
“Menurut kami ganti rugi dilakukan PT Gorby Putra Utama dan PT Gorby Energi belum memenuhi rasa keadilan dan belum sebading dengan nilai manfaat yang sebenarnya dengan tanah tersebut,”terangnya.<br />
<br />
Ia meminta pemerintah dan DPRD mengambil sikap tegas kepada investor yang telah menzalimi rakyat. BMI juga mendesak Pemkab dan DPRD Mura menyetop aktivitas PT Gorby diatas lahan yang dimaksud. <br />
<br />
Menanggapi hal ini, Asisten I Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Mura, H Mefta Joni mengatakan berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) nomor 25 tahun 2009 ganti rugi lahan disesuaikan dengan peraturan di Kabupaten Mura. <br />
<br />
“Saya lupa pasalnya tetapi dalam peraturan gubernur itu disalah satu pasalnya mengatakan disesuaikan dengan kabupaten,” terang Mefta Joni melalui Hpnya.<br />
<br />
Sementara dalam Surat Keputusan Bupati Mura untuk ganti rugi lahan disesuaikan dengan lahan dimiliki warga. Sebagai contoh tanah kosong dengan kebun yang produktif dan tidak prduktif, nilai ganti rugi lahannya berbeda. <br />
<br />
“Selain itu juga dengan perkebunan yang teknisnya dengan alat yang lengkap itupun beda,” terang Mefta Joni. <br />
<br />
Meski begitu, ganti rugi lahan juga mengacu kepada musyawarah mufakat dengan warga dengan perusahaan yang melakukan investasi. <br />
<br />
“Harus mengacu dengan mufakat dengan warga. Apabila warga meminta Rp 12 juta dan perusahaan juga menyepakatinya itu dibolehkan intinya SK Bupati sifatnya tidak final, akan tetapi hanya sebagai pedoman,”tambahnya.<br />
<br />
Camat Rawas Ilir, Azwar Ibrahim ketika dikonfirmasi mengatakan masyarakat meminta disesuaikan dengan harga pasar. “Mereka meminta dengan harga pasar itu juga harus dipertimbangkan masyarakat,” ujarnya. <br />
<br />
Humas PT Gorby, Boby kepada koran ini mengatakan, sebagai perusahaan yang izinnya ke Pemkab Mura mengakui kebijakan ditetapkan berdasarkan aturan dikeluarkan Pemkab Mura. <br />
<br />
“Kebijakan Bupati seperti itu, kita tidak melihat dari hirarki hukum yang mengatakan tingkatan. Tetapi yang dilihat itu hukum yang khusus menghapus hukum yang umum, alias lex spesialis derogat lex genearalis,” kata Boby beberapa hari lalu. <br />
<br />
Ketua DPRD Kabupaten Mura, Hj Srie Hernalini Nita Utama hingga berita ini naik cetak belum memberikan keterangan resmi. Beberapa kali nomor Hpnya 08127130XXX dihubungi, Minggu (8/1) tidak ada jawaban kendati dalam keadaan aktif. Begitu pun halnya ketika di SMS tidak ada balasan.(08/02) <br />
</div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-47121257627128290522012-01-09T21:48:00.001+07:002012-01-09T21:48:27.956+07:00Ny Anna Klaim Hasil Survey Tertinggi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<br />
LUBUKLINGGAU- Mendekati tahapan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pemilukada) Kota Lubuklingggau 2012, sejumlah bakal calon (Balon)mulai memantapkan diri. Bahkan salah seorang balon, Hj Septiana Zuraida sebelumnya dikabarkan tidak bakal maju, saat ini berubah pikiran. <br />
<br />
Kepala Badan Pendidikan dan Latihan (Bandiklat) Kota Lubuklinggau itu, berniat maju dalam dalam Pemilukada Kota Lubuklinggau. Termasuk Pemilukada Kota Pagaralam. Namun kepastian istri Walikota Lubuklinggau H Riduan Effendi mencalonkan diri dalam Pemilukada kedua wilayah itu, masih menunggu hasil survei. <br />
<br />
“Kalau ditanya maju atau tidak, belum saatnya untuk berbicara maju atau tidak. Tapi niat ada. Saya lihat dulu, masih adakah orang yang membutuhkan figur saya karena memang saya sadar bahwa kita sudah lama di Kota Lubuklinggau. Ketika masyarakat tidak membutuhkan figur kita lagi, saya tidak mau konyol,” akunya kepada koran ini, Sabtu (7/1).<br />
<br />
Ada dua lembaga survey digunakan Ny Anna panggilan Septiana Zuraida. Yakni Lembaga Survey Indonesia (LSI) dan lembaga survey. <br />
<br />
“Dalam penyalonan ini saya tidak mau masyarakat beli kucing dalam karung. Saya pakai LSI dan lembaga survey,” tambah Ny Anna dengan suara mantap. <br />
<br />
Mantan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Lubuklinggau tersebut mengklaim dari dua survei dilakukan, posisinya diurutan 1 dan 2. <br />
“Alhamdullilah, dari dua kali survey hasilnya, posisi saya diurutan 1 dan 2. Memang untuk hasil survey di Pagar Alam posisi saya agak dibawah,” ungkap Ny Anna. <br />
<br />
Jika hasil survey di Kota Lubuklinggau dan Pagar Alam peringkatnya bagus, dirinya akan berkonsultasi dengan orang tua, suami, anak-anak dan kepada teman-teman. <br />
<br />
“Saya akan umrah dulu untuk menentukannya. Demikian juga jadi atau tidaknya nyalon,” tambahnya. <br />
<br />
Menurut Ny Anna, figur seorang calon dilihat dari faktor usia bukan jaminan bisa memimpin. Yang menjadi jaminan adalah kemapanan seseorang untuk menjadi pemimpin. <br />
<br />
“Masalah muda, masalah tua itu bukan jaminan. Memimpin itu artinya diterima masyarakat, disenangi masyarakat, bisa menjalankan program pemerintah<br />
Niat seorang yang ingin maju menjadi pemimpinan atau menjadi walikota, niatnya apa, cuma ingin dapet cupu? Ketika seseorang menjadi walikota didalamnya ada amanah masyarakat karena suara yang kita terima sehingga kita bisa menjadi seorang pemimpin itu karena masyarakat memberikan suara kepada kita. Amanah Allah yang lebih penting,” paparnya. <br />
<br />
Ketika ditanya apakah akan menggunakan jalur Partai Politik (Parpol) atau Independen jika jadi mencalonkan diri, Ny Anna mengaku saat ini Parpol tidak bodoh. Sebab Parpol memiliki survey jika ingin mengusung seorang calon dalam Pemilukada Kota Lubuklinggau. <br />
<br />
“Aku yakin partai ingin memboyong seseorang itu dengan kemenangan. Partai tidak mau asal mengusung saja. Saya yakin semua partai excellen, bodoh sekali kalau sampai ada partai asal mengusung saja,” jawabnya.(09) <br />
<br />
</div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-13110733774890915222011-02-02T02:39:00.004+07:002011-02-02T02:39:59.665+07:00Warga BM II Diintimidasi Tripika Muba<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><b>RAWAS ILIR- </b>Konflik batas wilayah antara Pemerintah Kabupaten Musi Rawas (Pemkab Mura) dan Musi Banyuasin (Muba) semakin meluas. Kemarin (1/2) sejumlah warga Desa Beringin Makmur II, Kecamatan Rawas Ilir, mengaku mendapat intimidasi dari unsur Tripika Batang Hari Leko (BHL), Kabupaten Muba.<br />
Hal ini disampaikan Amnesti (40), warga Desa Beringin Makmur II, kepada koran ini tadi malam, melalui Hpnya. Ia mengaku ketakutan atas intimidasi diduga dilakukan unsur Tripika Batang Hari Leko tersebut. <br />
“Mereka memaksa kami untuk membuang semua batas-batas yang ada di wilayah kami, dengan alasan wilayah ini bukan wilayah Mura melainkan Muba,” kata Amnesti. <br />
Sementara ketika dikonfirmasi Camat Rawas Ilir, Azhar Ibrahim, mengaku belum mendapatkan laporan dari warga mengenai adanya intimidasi tersebut. Namun, dirinya membenarkan beberapa waktu lalu, pihak Pemkab Muba melakukan aksi bujuk rayu kepada warga Desa Beringin Makmur II Dusun 6 Kilometer 27.<br />
“Memang adanya aksi dilakukan pihak Muba, tetapi hanya bujuk rayu terhadap masyarakat bukan intimidasi. Sebab, mereka telah mendirikan mushollah serta mengangkut bahan bangunan untuk lokal jauh. Tapi kejadian ini telah kita laporkan ke Bupati Mura melalui Kepala Bagian (Kabag) Tata Pemerintahan (Tapem) secara lisan,” ungkap Azhar.<br />
Menurut Azhar, kejadian tersebut telah berlangsung Kamis (27/1) lalu. Akan tetapi hanya bujuk rayu dengan pemberian kalender salah seorang kandidat Bupati Muba dilakukan aparat Muba. <br />
“Untuk diketahui, warga Desa Beringin Makmur II telah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Kecamatan Rawas Ilir Kabupaten Mura. Yang jelas, kami sangat menyesalkan kalau memang adanya intimidasi dari pihak Pemkab Muba,” katanya lagi.<br />
Terpisah Kabag Tapem Setda Kabupaten Mura, Ahmadi Zulkarnain membenarkan laporan Camat Rawas Ilir terkait iming-iming dilakukan Pemkab Muba terhadap warga Desa Beringin Makmur II. <br />
“Memang benar, adanya iming-iming dilakukan Pemkab Muba terhadap warga desa di daerah perbatasan. Mereka datang ke wilayah tersebut menyampaikan kepada warga bahwa daerah tersebut masuk wilayah Muba. “Namun, ada sebagian warga tidak menggubris apapun yang disampaikan orang tersebut,” cerita Ahmadi.<br />
Diakui Ahmadi, warga Beringin Makmur II yang mendapat iming-iming berada di di perbatasan. Namun, hingga kini belum ada kepastian dan kesepakatan dari kedua daerah mengenai perbatasan antara Kabupaten Mura dan Muba. <br />
Menurut Ahmadi, saat ini Pemkab Mura telah menyediakan surat untuk Pemkab Muba agar kedua daerah tidak melaksanakan pembangunan apapun bentuknya di wilayah tersebut. <br />
“Karena belum adanya kesepakatan. Mengenai adanya intimidasi tersebut, kami akan melakukan kroscek,” pungkasnya<b>.(06)</b></div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-63005542672724375022011-02-02T02:39:00.002+07:002011-02-02T02:39:37.769+07:00Bantuan PDT Mobil L300 Diserahkan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><b></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw5yhPi3wP6T8WYTi3N93hOGj0asmOObDTq2xTFNYqtFhbGCMQe7O1c8umeJ4dnboqpFHeqxlu04eE2YxKBDKY9CC8sPQ2gygnh0TtK-VEM_du8t8VWhwN9QSj9lmLT7dag-lvXl7iG03L/s1600/BANTUAN++Kadishub+Kominfo+Mura%252C+Ari+Narsa+JS+dan+Kabag+Humas+Setda+Mura%252C+Kgs+Effendi+Feri+melihat+mobil+bantuan+dari+Kementrian+PDT%252C+Selasa+%25281+2%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw5yhPi3wP6T8WYTi3N93hOGj0asmOObDTq2xTFNYqtFhbGCMQe7O1c8umeJ4dnboqpFHeqxlu04eE2YxKBDKY9CC8sPQ2gygnh0TtK-VEM_du8t8VWhwN9QSj9lmLT7dag-lvXl7iG03L/s1600/BANTUAN++Kadishub+Kominfo+Mura%252C+Ari+Narsa+JS+dan+Kabag+Humas+Setda+Mura%252C+Kgs+Effendi+Feri+melihat+mobil+bantuan+dari+Kementrian+PDT%252C+Selasa+%25281+2%2529.jpg" /></a></div><br />
<span style="font-size: xx-small;">Foto : Budi/Linggau Pos</span><b><br />
BANTUAN :</b> Kadishub Kominfo Mura, Ari Narsa JS dan Kabag Humas Setda Mura, Kgs Effendi Feri melihat mobil bantuan dari Kementrian PDT, Selasa (1/2).<br />
<b><br />
MUSI RAWAS–</b>Bantuan dari Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) untuk Pemkab<br />
Bantuan dari hal 1<br />
Musi Rawas berupa 10 unit mobil L300 telah diserahkan, Selasa (1/2). Mobil bantuan ini tahun 2010 akan dioperasikan di 22 desa tertinggal dalam wilayah Mura. <br />
Sebelum difungsikan untuk angkutan masyarakat terlebih dulu dilakukan uji kendaraan oleh petugas Dishub Kominfo Mura. Nantinya mobil itu akan dikelola badan usaha desa dengan terlebih dulu dilakukan serah terima kendaraan.<br />
Menurut Kadishub Kominfo Mura, Ari Narsa JS, mobil ini sementara belum diserahkan ke pihak desa dengan pertimbangan siapa yang akan bertanggungjawab untuk membayar pajak kendaraannya. Serta siapa yang dipercaya mengurusi mobil L300 tersebut. <br />
“Sementara mobil L300 ini kita pool kan dulu di kantor Dishub Kominfo. Setelah baru kita siapkan untuk disalurkan kemana nantinya mobil ini. Yang jelas bantuan mobil ini merupakan angkutan pedesaan yang murah serta bisa membantu masyarakat pedesaan khususnya warga desa tertinggal,” jelas Ari Narsa menyebutkan, bantuan dari Kementerian PDT ini terdiri dari 6 unit mobil L300 untuk tahun 2010, dan 10 unit mobil untuk 2011. Ari Narsa menyatakan pengelolaan mobil ini akan dilakukan kelompok masyarakat yang sebelumnya, mobil ini dihibahkan ke pemerintah desa (Pemdes) “Tapi tetap badan usaha desa yang akan mengelolanya. Kita berharap bantuan semacam ini dapat bermanfaat untuk masyarakat,” tambahnya. Nantinya satu desa akan mendapatkan satu unit mobil. Tetapi dengan keterbatasan jumlah mobil bantuan tersebut, maka bisa dua desa dilalui mobil L300 tersebut. <br />
Pihaknya berharap bantuan stimulan bermanfaat bagi masyarakat pedesaan yang sangat memerlukannya. Apalagi untuk memperoleh bantuan mobil ini sebelumnya dilakukan pengajuan kepada Kementerian PDT RI hingga disetujui. “Proses pengajuannya memerlukan waktu yang panjang. Alhamdulillah usulan yang disampaikan terpenuhi,” tambah Ari Narsa. <br />
Terpisah, Kabag Humas Setda Mura, Kgs Effendi Feri menyatakan pada Jumat 4 Februari 2011, akan mendapatkan kunjungan dari Menteri PDT, Helmy Faisal Zaini langsung menuju ke Muara Kelingi. Persiapan menjelang kunker tersebut sudah dilaksanakan dengan meninjau ke lokasi acara dipimpin oleh Sekda, H Sulaiman Kohar. Sejumlah acara telah disiapkan panitia pelaksana dari Pemkab Mura.<b> (08) </b></div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-10428708801827835112011-02-02T02:38:00.002+07:002011-02-02T02:38:38.774+07:00RS Rupit Kembali Jadi Tempat Mesum<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><b>RUPIT–</b> Bangunan Rumah Sakit (RS) Rupit, di Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas (Mura) diduga kembali disalah gunakan. Sejumlah oknum masyarakat saat ini menjadikan lokasi tersebut tempat mesum. Bahkan ada sebagian warga menyebut lima unit bangunan di RS Rupit ‘wisma’ tempat memadu kasih. <br />
“Dulunya setelah diberitakan di media massa, RS Rupit sempat dijaga dan tidak lagi digunakan tempat mesum. Namun setelah lebih kurang dua bulan, tidak ada lagi pengawasan dan oknum masyarakat kembali menjadikan lokasi ini menjadi tempat mesum,” ungkap Akmal K Alham asisten anggota DPRD Kabupaten Mura Daerah Pemilihan (Dapil II) kepada koran ini, Selasa (1/2). <br />
Akmal mengaku mengaku, telah menampung aspirasi seluruh masyarakat Rupit yang mulai resah terhadap alih fungsi RS Rupit. Menurut pengakuan masyarakat di lokasi kejadian ditemukan beberapa bukti mengarah dugaan alih fungsi RS Rupit menjadi tempat mesum. <br />
“Saya sudah pernah menyarankan sebelum RS Rupit diserahterimakan, alangkah baiknya dapat difungsikan untuk aktifitas Puskesmas yang ada di Desa Lawang Agung. Karena Puskesmas Lawang Agung saat ini kondisinya sudah tidak layak lagi untuk pelayanan kesehatan. Jika RS Rupit difungsikan saya yakin tidak ada lagi yang memanfaatkan bangunan ini menjadi tempat mesum,” paparnya. <br />
<br />
Ditambahkan Akmal, kondisi tersebut semestinya menjadi perhatian masyarakat bersama, khususnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mura. Terlebih saat ini Pemkab Mura sedang giat-giatnya mewujudkan program Mura Darussalam. <br />
<br />
Menurut Akmal, pembangunan RS Rupit menghabiskan dana tidak sedikit menggunakan uang pemerintah yang notabonenya uang rakyat berdasarkan Undang-Undnag (UU) Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. Dalam UU tersebut menjelaskan, keuangan Negara mesti digunakan secara transparan dan seluruh yang dilakukan untuk kemaslahatan masyarakat banyak. <br />
<br />
“Sangat disayangkan gedung dibiayai uang rakyat, justru berubah fungsi dari rumah sakit menjadi tempat mesum,” sesal Akmal. <br />
<br />
Terpisah Camat Rupit, Firdaus saat dihubungi wartawan koran ini mengaku belum menerima laporan adanya dugaan RS Rupit dijadikan tempat mesum. Namun ia mengaku akan mengencek informasi ke lapangan. <br />
“Saya koordinasi dulu dengan staf dan instansi terkait, sejauh mana kebenaran informasi itu,” ujarnya.<br />
<br />
Untuk menentukan langkah selanjutnya, sambung Firdaus, akan ditentukan setelah melakukan pengecekan. <br />
“Nanti setelah kami mengecek kebenarannya, baru diinformasikan,” pungkasnya.<b> (01/10)<br />
</b></div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-18969670068956532312011-02-02T02:38:00.000+07:002011-02-02T02:38:16.670+07:00Enam Kecamatan Rawan Banjir<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-size: large;"><b>Linggau Rawan Kebakaran </b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b><br />
</b></span><b>MUARA BELITI–</b>Masyarakat di enam kecamatan mesti waspada dengan bencana banjir tahunan. Wilayah sering terjadi bencana banjir antara lain Muara Lakitan, Muara Kelingi, BTS Ulu, Rawas Ilir, Karang Dapo, dan Rupit. <br />
Dengan cuaca tidak menentu sekarang Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Mura cepat tanggap mengantisipasi bencana alam tersebut.<br />
Mulai mengantisipasi tenaga medis, alat dan bantuan yang sudah disiapkan.<br />
Kadis Sosial Kabupaten Mura, Hj Maemunah melalui Kepala Bidang Organisasi Bantuan Sosial (Kabid Orbansos), Azwar, Selasa (1/2) menjelaskan mengantisipasi bencana alam pihak belum menerima kabar dari pekeja sosial masyarakat di setiap kecamatan. Tetapi pihak Dinsos sudah memberikan surat edaran agar selalu waspada terhadap cuaca ekstrem hingga Juli 2011, <br />
“Dinsos sudah menyiapkan bantuan berupa beras 400 gram per jiwa per hari sudah ditetapkan Pemkab Mura. Serta tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) berjumlah 25 anggota siap kapan saja apabila pekerja sosial masyarakat ditiap kecamatan mengabarkan bencana ada yang 24 jam piket setiap hari. Serta sudah disiapkan alat berada pada Muara Lakitan dan Muara Kelingi berupa dua perahu lengkap dengan alatnya yang suda ada di lokasi,” jelasnya.<br />
Sementara di Kota Lubuklinggau berdasarkan data, merupakan daerah rawan bencana alam kebakaran. Hal ini terbukti dengan tingkat kebakaran terjadi sejak 2008 hingga 2010 cukup tinggi. Informasi ini disampaikan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Lubuklinggau, Edison Jaya, melalui Kabid bantuan dan Perlindungan Sosial, Edi Rogiansyah, kepada wartawan koran ini dikantornya, Selasa(1/2).<br />
<br />
Edi menambahkan, tingginya angka kebakaran tersebut disebabkan kepadatan rumah di Kota Lubuklinggau. “Kota Lubuklinggau setiap tahun bertambah ramai, jadi kebakaran dapat terjadi kapan saja,” ucapnya.<br />
<br />
Dijelaskan Edi, selain kebakaran musibah terjadi di Kota Lubuklinggau yakni angin puting beliung, banjir, dan tanah longsor. Untuk bencana puting beliung, banjir dan tanah longsor tergantung cuaca yang ada. <br />
<br />
Diakui Edi, Dinas Sosial selalu siap ketika terjadi bencana sosial dalam hal evakuasi dan penyediaan stok makanan. Kesiapan tersebut dibuktikan dengan adanya dana untuk bencana sosial dari pusat melalui dinas Provinsi. “Kucuran dana tersebut nantinya akan dibelikan beras 0,4kg permasing-masing orang yang menjadi korban bencana,” ucapnya.<br />
<br />
Selain kesiapan dana, untuk bantuan sosial, penanganan evakuasi korban bencana dilakukan Tagana bertugas 24 jam. Untuk memudahkan komunikasi antar petugas disiapkan alat komunikasi antar petugas di posko Tagana dan petugas yang berada d masing –masing kelurahan.<br />
”Petugas kita siap 24 jam mereka bekerja sesuai sift jaga, baik pagi, siang dan malam ketika ada laporan bencana petugas langsung bergerak dan siap membantu masyarakat,” ucapnya.<br />
<br />
Edi juga mengungkapkan,petugas dilengkapi dengan peralatan –peralatan yang berhubungan dengan penanggulangan bencana. Seperti tenda, palbet, genset, peralatan dapur umum, matras, baju pelampung, perahu karet. Kemudian mobil operasional, radio HT, radio 2band dan computer beserta perlngkapan lainnya.<br />
<br />
Dalam hal bertugas petugas posko penanggulangan bencana diatur dalam Keputusan Walikota Lubuklinggau Nomor 24/KPTS/Sosial/2010 Tentang Penunjukan Petugas Posko Penanggulangan Bencana Tingkat Kecamatan dan kelurahan dalam wilayah Kota Lubuklinggau tahun 2010.<br />
”Dengan adanya keputusan Walikota tersebut, penanganan bencana ini sudah menjadi program dari pemerintah Kota Lubuklinggau,” sambungnya. <br />
<br />
Selain Tagana, dalam penanggulangan bencana pihaknya juga bekoordinasi dengan instansi terkait seperti Pemadam Kebakaran, Dinas Kesehatan, Dinas PU untuk infrakstrukturnya, aparat keamanan. <br />
Untuk koordinasi tersebut kedepannya akan dibuat suatu badan diberi nama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). <br />
”BPBD tersebut nantinya akan mengatur koordinasi petugas yang berkaitan dengan penanggulangan bencana. Koordinasi sesuai tupoksi masing–masing,” pungkasnya. <b>(Mg01/Mg03) <br />
<br />
</b></div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-33666688010539901902011-02-02T02:37:00.000+07:002011-02-02T02:37:16.876+07:00Satu Hari Omset Mencapai Rp 5 Juta<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5cZYhyphenhyphenYdd0tYY2e08jCm3UU40mL1ELvNSMYXctYjD6sD3rQwH4x2vaysNkBziFA3MFslrKBEso9cdDAUiIcq6Ecc3rVnUM9XQfhdeiAcg2dLpGPs6PFdRSWGw5NLv52vz_glB7NpbF9dW/s1600/Foto+Boks+Erna+sedang+menunjukkan+dua+buah+naga+dengan+kualitas+super+yang+sudah+dipesan+oleh+pelanggannya.jpg.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5cZYhyphenhyphenYdd0tYY2e08jCm3UU40mL1ELvNSMYXctYjD6sD3rQwH4x2vaysNkBziFA3MFslrKBEso9cdDAUiIcq6Ecc3rVnUM9XQfhdeiAcg2dLpGPs6PFdRSWGw5NLv52vz_glB7NpbF9dW/s320/Foto+Boks+Erna+sedang+menunjukkan+dua+buah+naga+dengan+kualitas+super+yang+sudah+dipesan+oleh+pelanggannya.jpg.jpg" width="320" /></a></div><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: small;"><span style="font-size: xx-small;">Foto : Sulis/Linggau Pos</span><b>BUAH NAGA : </b>Erna sedang menunjukkan dua buah naga dengan kualitas super yang sudah dipesan oleh pelanggannya. Foto diabadikan Selasa (1/2).</span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: small;"> </span> </span><br />
<span style="font-size: large;">Pengakuan Pedagang Buah Naga Jelang Imlek <br />
</span><b><i>Tahun baru Imlek selalu dirayakan masyarakat Tionghoa dengan sebuah tradisi yang melimpah. Warga keturunan ini ini meyakini, jika mereka membawa persembahan dalam jumlah banyak, maka akan mendatangkan rezeki berlimpah pula. Tidak heran, penjual kebutuhan Imlek pun ikut kecipratan rezeki menjelang hari raya Imlek Rabu (3/2).</i></b><br />
<span style="font-size: large;"><b><br />
Sulis, Lubuklinggau</b></span><br />
<br />
<b>SETIAP</b> sesajian yang wajib dihidangkan saat Imlek mempunyai lambang masing-masing. Masyarakat Tionghoa pun meyakini, makanan dan buah yang manis<br />
Satu dari hal 1<br />
akan mendatangkan kemakmuran dalam hidup mereka. Tidak heran, buah jeruk kuning dan buah naga yang melambangkan kemakmuran dan keberkahan menjadi buruan masyarakat yang merayakan Imlek. <br />
Imlek pun menjadi momentum bagi para pedagang buah jeruk dan buah naga untuk mengeruk pendapatan. Maklum, permintaan kedua jenis buah ini melonjak seminggu sebelum Imlek. <br />
Bahkan, para pedagang menilai, penjualan jeruk dan buah naga tahun ini cukup bagus. Meski cuaca tidak menentu, mereka tidak kesulitan mendapatkan pasokan. Untuk memenuhi tingginya permintaan, para pedagang pun mendatangkan buah-buahan dari Negara Cina. <br />
Pasangan suami istri, Ponimin (42) dan Erna (37) sebagai pedagang jeruk Imlek atau kim kit, sampai kewalahan memenuhi permintaan. Meskipun persaingan cukup ketat, namun bisa dipastikan ia mampu menjual lebih dari tiga dus buah naga per hari. <br />
Menurut Erna, warga Tionghoa akan memilih jeruk dan buah naga Imlek yang berkualitas prima. Kualitas buah dapat trelihat secara fisik, warga Tionghoa akan memilih buah jeruk berwarna kuning tua atau orange. Harga buah jeruk ini masih dalam kisaran Rp 20 ribu sampai Rp 22 ribu. <br />
Selain jeruk, buah naga juga identik dengan perayaan Imlek. Buah ini banyak dipakai sebagai sesaji oleh para penganut Khong Hu Cu. <br />
Menurut Erna, buah naga yang berasal dari Mesir memang lebih terkenal di Cina. Pasalnya, masyarakat Tionghoa menganggap buah tersebut identik dengan kepala ular naga.<br />
Perlu diketahui, warga keturunan menganggap naga sebagai mahluk mistis dan menjadi hewan istimewa. Kepercayaan masyarakat Tionghoa, buah naga membawa banyak rejeki lantaran banyak khasiat yang terkandung dari buah ini. <br />
Selain mampu menurunkan kolesterol dan penyeimbang gula darah, buah naga juga punya kandungan vitamin C, beta karoten, kalsium, karbohidrat, dan serat yang tinggi untuk mengikat zat karsinogen yang memperlancar proses pencernaan. <br />
H-2 Imlek ini, harga buah naga masih dalam kisaran Rp 20 ribu sampai Rp 22 ribu per Kilogram (Kg). Dari penjualan jeruk dan buah naga spesial Imlek ini Erna dan Ponimin mampu meraup omset Rp 5 juta per hari. Para konsumennya juga tidak hanya warga keturunan, melainkan hampir dari seluruh etnis. <br />
Meski permintaan menjelang Imlek terbilang tinggi, Erna mengatakan, ia masih bisa memenuhi pesanan yang membanjir<b>.(*)</b></div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-51961990048367218502011-01-27T02:59:00.002+07:002011-01-27T02:59:16.982+07:00Bayi Dibuang di Kebun<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">LUBUKLINGGAU–Warga Jalan Nangka Kelurahan Megang, Kecamatan Lubuklinggau Utara II, Rabu (26/1), dihebohkan dengan penemuan sesosok bayi mungil diperkirakan berumur satu hari. Bayi tidak berdosa ini ditemukan Neli Marlina (30) dan beberapa warga RT 4 Kelurahan Megang, sekitar pukul 06.30 WIB di kebun milik Demang di Kelurahan Megang. Saat ditemukan bayi diperrkirakan seberat 2 Kg itu dibalut kain biru dimasukan dalam kardus.<br />
Menurut informasi, penemuan bayi bermula Neli berencana membeli nasi gemuk. Dipertengahan perjalanan, ia mendengar suara teriakan warga ‘ada bayi..ada bayi’. Selanjutnya Ibu Rumah Tangga (IRT) ini mendekati sumber suara dan terkejut, melihat bayi dengan kondisi mengenaskan dalam kardus. <br />
“Warga tidak berani mengangkat bayi itu. Namun saya nekat mengambil bayi tersebut karena terlihat tangannya bergerak. Lalu membawa bayi tersebut ke Bidan Yuli Parius Yurika, di Jalan Nanas RT 6 Kelurahan Megang,” jelas Neli kepada wartawan koran ini di rumahnya, kemarin (26/1).<br />
Sampai di tempat praktek bidan Yuli, bayi masih berlumuran darah kering tersebut langsung mendapatkan pertolongan dengan cara memandikan dan dimasukkan dalam incubator (pemanas bayi). “Alhamdullilah, bayi ini mulai sehat,” ucap Bidan Yuli.<br />
Menurut Yuli, ciri-ciri bayi, berjenis kelamin wanita dan kulit putih kemerahan. “Kalau bayinya kurang sehat maka akan dirujuk ke rumah sakit. Tapi kami berupaya akan merawat bayi ini hingga ada orang tua yang mau mengadopsinya,” jelas Yuli.<br />
Tidak lama kemudian, sambung Yuli, warga berdatangan dan melihat bayi perempuan tersebut dengan maksud akan mengangkat angkat. “Untuk sementara ada 10 calon orang tua angkat bayi mendaftar. Namun keputusannya tergantung musyawarah semua pihak, baik polisi, lurah, masyarakat,” jelasnya.<br />
Calon ibu angkat bayi itu yakni Nurmila, Wanti, Erna, Erni, Neli, Nurlaila, Rahmawati, Sudewastka, Siti Rowani, dan F Rozwita. “Masyarakat ada yang menyumbang popok untuk bayi,” tambah Yuli.(01)</div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-90246941161902904722011-01-27T02:58:00.003+07:002011-01-27T02:58:50.524+07:00Siap Mengadopsi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">SEMENTARA itu, Neli Marlina merasa bersyukur bayi yang ditemukan selamat. Dia pun ingin merawatnya karena selama ini mengidamkan bayi perempuan. “Saya punya dua anak laki-laki dan sudah lama pengin punya anak perempuan,” ungkap Neli didampingi suaminya, Mulyono.<br />
Meski ekonomi pas-pasan, sambung dia, keluarganya yakin sanggup merawat bayi tersebut hingga dewasa. “Saya mau adopsinya sebagai anak,” ucapnya.<br />
Namun ia hanya pasrah jika pemerintah tidak memberikannya. “Syarat adopsi, saya tidak tahu,” tutupnya seraya mendapat dukungn penuh warga sekitar.<br />
Terpisah, H Zazili Taha, warga Jalan Nanas menyatakan penemuan bayi perempuan itu memang menggemparkan warga Jalan Nangka yang melihat langsung bayi tak berdosa tersebut. Hingga banyak yang berniat untuk mengadopsinya. “Kebetulan saya sering melalui jalan Nangka itu hingga pada saat ditemukan bayi itu menengahi orang yang akan mengadopsinya. Bayi itu diminta segera dibawa ke Bidan untuk mendapatkan pertolongan,” jelas Zazili Taha, kemarin. <br />
Ia meneruskan masyarakat belum dapat memastikan siapa orang tua dari bayi malang tersebut, serta berharap pihak kepolisian dapat mengusut pembuangan bayi perempuan ini. (01/08)</div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-54263699940608112072011-01-27T02:58:00.000+07:002011-01-27T02:58:25.933+07:00Menteri PDT akan Kunker ke Mura<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">MUSI RAWAS–Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) pada 2009 dan 2010 banyak memberikan bantuan kepada Kabupaten Musi Rawas (Mura). Terbukti Dinas Perkebunan mendapatkan bantuan untuk penanaman benih jagung dan karet masing-masing senilai Rp 1 Milyar. Kemudian bantuan satu unit mobil kepada Dinas Perhubungan Rp 1 Miliar, dan bantuan 75 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) kepada Dinas Pertambangan.<br />
Hal itu terungkap dalam rapat persiapan menyambut kedatangan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Ir HA Helmy Faisal Zaini dijadwalkan akan melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Mura pada Jumat (4/2) mendatang bersamaan dengan Kunker ke Kabupaten Lahat. Rapat dipimpin Asisten IV, Anuar Rasyid dihadiri Asisten II, H Aidil Rusman, Asisten III Raidusyahri, kepala dinas, kepala badan, dan bagian di lingkungan Pemkab Mura.<br />
Dalam rapat tersebut terungkap Menteri PDT akan melakukan beberapa kegiatan antara lain panen karet dan jagung di SP 6 Kecamatan Muara Kelingi, pemberian bantuan secara simbolis PLTS, dan penyerahan kendaraan kepada Dinas Perhubungan. Dalam kesempatan itu dijadwalkan Menteri PDT akan melakukan temu wicara dengan petani dan masyarakat yang berada di daerah atau desa tertinggal.<br />
Kabag Humas Setda Mura, Kgs Effendi Feri menegaskan Pemkab Mura akan terus mematangkan kedatangan Menteri PDT. Hal ini perlu dilakukan karena kedatangan Menteri PDT sangat penting dalam proses pembangunan di Kabupaten Mura. <br />
Menurut Feri, Pemkab Mura akan terus melakukan koordinasi dengan protokol kementerian mengenai kepastian kedatangan dan hal-hal teknis lainnya.<br />
“Sampai saat ini baru diketahui, Menteri PDT akan melakukan Kunker di Mura pada Jumat sekitar pukul 10.30 WIB. Kemudian menuju ke rumah Camat Muara Kelingi untuk makan siang, dan dilanjutkan berangkat ke lokasi SP 6 untuk melakukan berbagai kegiatan yang sudah direncanakan. Sorenya, Menteri PDT akan melakukan Kunker ke Lahat untuk penanaman perdana jagung bantuan PDT,” katanya.<br />
<br />
Kunker Menteri PDT, Helmy<br />
Faisal Zaini di Musi Rawas :<br />
v Panen karet dan jagung di SP 6 Kecamatan Muara Kelingi<br />
v Pemberian bantuan secara simbolis PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)<br />
v Penyerahan kendaraan kepada Dinas Perhubungan<br />
v Temu wicara dengan petani dan masyarakat yang berada di daerah atau desa tertinggal.(iklan) </div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-85071442758849194882011-01-27T02:57:00.000+07:002011-01-27T02:57:28.928+07:00Perda SBW Belum Diterapkan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">LUBUKLINGGAU–Peraturan Daerah (Perda) Nomor 16 tahun 2010 tentang Izin Usaha Sarang Burung Walet (SBW) hingga kini belum diterapkan Pemkot Lubuklingggau. Berdasarkan Perda tersebut izin usaha SBW dikelola Kantor Pelayanan Perizinan (KPP) Kota Lubuklinggau. Kepala Kantor Pelayanan Perizinan (KPP) Kota Lubuklinggau, Bahruddin MS dikonfirmasi koran ini mengakui pihaknya belum melaksanakan Perda SBW. Ia mengaku sekarang ini sedang menyiapkan keputusan walikota tentang tim penilai izin SBW. Hal itu diatur dalam Pasal 7 ayat 2 dalam hal permohonan izin usaha dinyatakan lengkap, akan dilakukan penilaian atau penelitian oleh tim penilai yang dibentuk dengan keputusan walikota. “Kami sedang menyiapkan SK tim sebagai dasar hukum dalam menjalankan tugas,” jelas Bahruddin, Rabu (27/1). <br />
Ia juga tidak menampik kalau KPP belum melakukan pendataan jumlah penangkaran SBW di Kota Lubuklinggau. Demikian juga sosialisasi kepada pengusaha SBW terkait akan diberlakukan Perda Izin Usaha SBW. “Kita akui belum dengan pertimbangan sebelum Perda dibuat Pemkot sudah melakukan pendataan. Demikian juga soal sosialisasi kepada pengusaha SBW belum dilakukan alasannya sebelumnya juga sudah sering diundang Pemkot bahwa akan ada Perda SBW. Tapi nanti setelah ada SK kita akan turun kelapangan sosialisasi sekaligus melakukan pendataan,” paparnya. <br />
Namun demikian, lanjutnya, KPP hanya menerbitkan izin soal penarikan pajak SBW dilakukan oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Lubuklinggau. Hal itu sesuai Perda Nomor 11 tahun 2010 tentang Pajak SBW. <br />
“Kami menerbitkan izin tentu setelah ada rekomendasi dari tim. Jika tim memutuskan belum cukup syarat atau tidak layak maka kami tidak menerbitkan izin,” jelasnya. <br />
Untuk diketahui, berdasarkan pasal 8 ayat 3 Perda Nomor 16 tahun 2010 tentang Izin Usaha SBW, tim penilai terdiridari Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Kehutanan (DTPPK), DPPKA, Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Dinas Kesehatan (Dinkes), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Kantor Lingkungan Hidup (KLH), KPP, Bagian Hukum Setda Kota Lubuklinggau. <br />
Sedangkan syarat untuk memperoleh izin usaha SBW berdasarkan pasal 6 ayat 2, permohonan izin usaha disampikan secara tertulis kepada walikota melalui kantor pelayanan perizinan dengan melampirkan.<br />
Huruf (a), identitas pemohon, (b) pernyataan tidak keberatan dari tetangga kiri, kanan, muka dan belakang di lokasi tempat usaha yang diketahui oleh lurah camat setempat. Huruf (c), status tanah/lokasi usaha, (d) luas areal pemanfaatan tempat usaha, (e) izin gangungan dan izin mendirikan bangunan (IMB,red), jika lokasi usaha di luar habibat alami. (F) gambar situasi rencana lokasi tempat usaha dan menyebutkan fungsi banguan tersebut. (G) nomor pokok wajib pajak (NPW), tanda pelunasan pajak bumi dan bangunan (PBB) tahun terakhir. Huruf (i) uraian singkat rencana kegiatan usaha SBW. (j) surat pernyataan bahwa pemohon akan mempekerjakan masyarakat setempat. (K) dokumen UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan, red) atau surat pernyataan pengelolaan lingkungan hidup. Akta pendirian jika pemohon adalah badan hukum. Dan (m) dalam hal permohonan perpanjangan izin usaha melampirkan tanda bukti pelunasan pembayaran pajak pengambilan SBW. (02) <br />
</div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-3475548166270937302011-01-27T02:55:00.003+07:002011-01-27T02:55:55.770+07:00Buang Peluang Menang<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">PALEMBANG–Arema kembali memetik angka di kandang lawan. Setelah menahan Persib Bandung 1-1 (23/1), Singo Edan –julukan Arema– melanjutkan suksesnya di kandang Sriwijaya FC. Noh Alam Shah dkk berhasil meraih satu angka setelah bermain imbang 1-1 di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, kemarin (26/1).<br />
Gol pemain pengganti Sunarto pada awal babak kedua membuat Arema sukses membawa pulang angka. Sebelumnya, Sriwijaya unggul lewat gol Supardi pada menit kesebelas. Tuan rumah sesungguhnya berpeluang menang ketika mendapatkan hadiah penalti pada menit ke-85. Sayang, tendangan Budi Sudarsono dimentahkan kiper Arema Kurnia Meiga.<br />
Hasil seri itu menghentikan tradisi menang Sriwijaya di laga kandang. Dalam tiga laga home sebelumnya, tim besutan Ivan Kolev itu selalu meraup angka maksimal. <br />
’’Saya sangat kecewa dengan hasil ini. Tapi, bagaimana lagi, keadaan tim sangat tidak memungkinkan. Kami bermain tidak pada permainan sebenarnya,’’ kata Kolev setelah laga sebagaimana dilansir Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group).<br />
Menurut Kolev, kehilangan sejumlah pemain utama membuat jeblok performa timnya. Ya, Sriwijaya memang tampil tanpa enam penggawa inti karena beragam alasan. Sebut saja Keith Kayamba Gumbs, Ponaryo Astaman, Firman Utina, Oktavianus Maniani, Gunawan, Rahmat Latief, dan Park Jung-hwan. <br />
’’Gaya Mahyadi dan Ade Suhendra jelas berbeda dengan Ponaryo serta Firman Utina. Gaya merebut bola dan membagi serta mengatur pola permainan tidak sama. Ini menjadi salah satu kendala,’’ ungkap Kolev.<br />
Di sisi lain, pelatih Arema Miroslav Janu begitu semringah merespons hasil yang dipetik timnya. ’’Meski kami minim recovery, pemain bisa menunjukkan kualitas permainan terbaiknya. Memang, di babak pertama kami bermain defense. Tapi, di babak kedua kami bermain ofensif. Hasilnya, kami mampu menciptakan gol,’’ ujarnya. (Jawa Pos)</div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-74345092037716933992011-01-27T02:55:00.000+07:002011-01-27T02:55:26.115+07:00Dua Kegiatan Dipotong 2,5 Persen<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Sidang Tipikor KPAD<br />
<br />
LUBUKLINGGAU–Sidang lanjutan perkara tindak pidana korupsi (Tipikor) di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (KPAD) Mura dengan terdakwa Ahmad Husaini (39), Rabu (26/1) kembali di gelar di Pengadilan Negeri (PN) Lubuklinggau. Sidang kali ini, Jaksa Penuntut Umum (JPU), Fredy F Simanjuntak menghadirkan tiga saksi masing-masing berinisial Myt, Lbt, dan Jrn.<br />
Dihadapan majelis hakim, saksi Lbt dan Jrn mengakui pencairan dana untuk dua kegiatan di KPAD Mura melalui rekeningnya. Dari dua kegiatan tersebut, ia mengatakan hanya mendapat 2,5 persen dari anggaran yang ditetapkan. <br />
Anehnya dalam sidang kemarin, Lbt yang merupakan rekanan pengerjaan proyek di KPAD Mura tidak mengetahui setiap satuan barang yang dianggarkan. <br />
“Meski dana tersebut ditransfer ke rekening saya, tapi keuntungan 2,5 persen saya terima dari terdakwa,” tegasnya. <br />
Sementara, Myt saat ditanya majelis hakim membantah adanya kegiatan yang dilaksabakan terdakwa di penginapan miliknya pada 2009 lalu. Sepengetahuan Myt kegiatan KPAD Mura hanya dilakukan pada 2008. <br />
Terhadap keterangan saksi, terdakwa membantah keuntungan 2,5 persen diberikan kepada Lbt langsung melalui dirinya. Mantan bendahara KPAD Mura ini mengaku saat pencairan dana sudah dipotong pihak rekaanan.<br />
Usai mendengar keterangan saksi, majelis hakim diketuai hakim Sabaruddin dengan anggota hakim Harun dan hakim Moris Sihombing dibantu Panitera Pengganti (PP) Hamid, menunda sidang hingga pekan depan, Rabu (2/1).(09)<br />
</div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-8174279504262587432011-01-27T02:53:00.002+07:002011-01-27T02:53:55.558+07:00Kepala BPS Lubuklinggau, Dewi Isnaini<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Percaya Kekuatan Sebuah Doa<br />
<br />
Dewi Isnaini, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Lubuklinggau sosok agamis dan amanah dalam bekerja. Setelah dilantik menjadi kepala BPS Kota Lubuklinggau menggantikan Helmi Tarmizi, ibu empat anak ini langsung masuk kantor untuk menjalankan tugas. Berikut laporannya. <br />
<br />
Nurkholish, Lubuk Tanjung<br />
<br />
MENJUMPAI wanita kelahiran Lahat, 2 Februari 1969 berkulit sawo matang tampil anggun dengan jilbab birunya. Serta mengenakan batik yang menunjukkan dirinya bangga menjadi orang Indonesia. Perempuan ramah bercerita awal karirnya tahun 1992 saat bertugas di BPS Kota Palembang. Hingga akhirnya bisa sampai ke kota berslogan “Sebiduk Semare” dan bekerja di BPS. Ditilik dari jenjang kariernya sendiri dilahirkan dari keluarga yang berkomitmen dengan pendidikan. Ayahnya Bayduri Sersan seorang guru dan ibunya Wardah sangat memotivasi anak–anaknya agar sekolah dan meraih gelar sarjana. “Ibu dan ayah bilang kalau orang tua meninggalkan harta itu tak ada gunanya, kalau meninggalkan ilmu bisa jadi jalan hidupnya,” ungkap Dewi, sapaan alumnus S1 Pertanian UNSRI Palembang.<br />
Istri DR Ir M Yamin MP bercerita betapa pentingnya kekuatan doa dalam melakukan segala hal karena dengan doa dan mendekati diri kepada Yang Maha Kuasa membuat kesuksesan itu dapat diraih. “Tanpa doa dan usaha saya tidak dapat duduk di sini, tapi hal itu tidak membuat saya puas atau takabur tapi harus tetap komitmen dengan pekerjaan dan sebagai seorang ibu rumah tangga yang baik,” jelas Dewi yang sebelumnya menjabat Kepala BPS Kota Prabumulih.<br />
Di ruangan berukuran 4x3 meter tersebut, saya menimba banyak inspirasi ilmu dari Ibu Vidia Qoriah Putri, Vini Amalia Nurhuda, Sariati Muslimah dan Ahmad Fadri Alfarizi.<br />
Ia bercerita suasana Kota Lubuklinggau yang menjadi wilayah kerjanya sekarang begitu sejuk karena masih ada Bukit Sulap, yang membuat udaranya menjadi segar. “Kotanya sudah lebih maju,” puji Dewi. <br />
Ia mengaku tahun 2003 lalu pernah mengajar di Terawas tetapi tidak tahunya pada 2010 kembali ke Kota Lubuklinggau hingga menjadi tidak asing lagi dengan suasana kota ini. “Bedanya sekarang sudah maju, kehidupannya tidak jauh dari Palembang cuacanya sejuk apalgi kalau malam dingin,” ungkap kelahiran Lahat pernah bertugas di kota Gudeg. <br />
Ia menceritakan karir dimulai tahun 1992 sebagai PNS biasa dan mendapatkan promosi jabatan tahun 2004 di kota Pagar Alam, Kepala BPS OKUA, Kepala BPS Prabumulih dan terakhir ini Kepala BPS Kota Lubuklinggau tahun 2010.<br />
Ditanya suka dan dukanya selama berkarir di BPS membuat pemilik motto berdoa dan bekerja mengingat kembali ketika bertugas di OKU Selatan. ”Saat itu saya harus naik motor trail untuk melakukan pendataan di daerah OKUS itu. Baju saya kotor karena jalan belum diaspal dan kami dalam satu tim menginap, tapi dengan itu kekompakan tim BPS terjaga,” kenang pemilik tinggi 167 Cm dan berat badan 65 Kg.<br />
Saat ini untuk langkah–langkah akan diambil menjadi Kepala BPS Kota Lubuklinggau, ia menyebutkan kedalam merapikan administrasi perkantoran. <br />
“Administrasi sudah baik tapi yang baik itu akan ditingkatkan lagi. Selain itu kita punya pekerjaan nasional berupa pendataan updating penduduk miskin pada Juni nanti,” ungkap Dewi dengan gamblang.<br />
Selain itu Dewi akan melaksanakan tugas pemerintahan bidang kegiatan statistik sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dan tupoksi. “Dengan bertugas sesuai tupoksi serta motto BPS profesional integritas dan amanah data akan jauh lebih baik, hal ini perlu dukungan Pemkot Lubuklinggau dan masyarakat,” harap Dewi merupakan anak mantan Kepala SMAN 2 Palembang.(*)<br />
<br />
</div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-53820605562523699382011-01-26T02:43:00.000+07:002011-01-26T02:43:06.134+07:00Ratusan Siswa-Guru Demo ke DPRD<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">HMI ‘Serbu’ Mapolres<br />
<br />
LUBUKLINGGAU–Aksi unjuk rasa menolak kebijakan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Lubuklinggau, Hj Septiana Zuraidah melakukan rolling guru sebelum pelaksanaan Ujian Nasional (UN) kembali terjadi, Selasa (25/1). Aksi kali ini dilakukan siswa SMA Negeri se-Kota Lubuklinggau dan para guru di depan gedung DPRD Kota Lubuklinggau dimulai sekitar pukul 09.00 WIB. Mereka menilai Disdik telah melanggar beberapa poin janji, salah satunya beberapa guru yang dimutasi ditempatkan tidak sesuai dengan domisili. Pada hari yang sama waktu dan tempat berbeda, puluhan mahasiswa tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) Cabang Lubuklinggau dan Musi Rawas menggelar aksi damai ke Mapolres Lubuklinggau. Mereka mengecam tindakan kekerasan aparat kepolisian terhadap mahasiswa di Jakarta. Aksi dimulai pukul 10.30 WIB berlangsung tertib dan damai. <br />
Kembali ke demo siswa, sebelum diadakan pertemuan ratusan siswa dan guru tergabung dalam<br />
'Gerakan Anti Mutasi Guru’ menggelar orasi didepan gedung DPRD Lubuklinggau. Menurut mereka kebijakan Disdik melakukan roling guru sebelum UN dapat menggangu efektivitas belajar mengajar di sekolah.<br />
“Sebentar lagi kami siswa-siswi kelas tiga akan mengikuti UN. Kalau sekarang dilaksanakan rolling guru ditakutkan akan menganggu pola belajar dan mengajar selama ini. Belajar tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tapi mengenali karakter serta kepribadian para siswa oleh guru yang bersangkutan menjadi salah satu faktor pendorong kesuksesan dalam belajar,” papar Herlia Wulandari, perwakilan siswa. <br />
Sementara Ketua Persatuan Guru Intelektual Indonesia (PGII ) cabang Lubuklinggau Jamaluddin mengatakan, mutasi dilaksanakan Disdik saat ini terlihat jelas dipaksakan. Ia khawatir kebijakan Kadisdik kedepan akan timbul dampak negatif terhadap proses belajar mengajar.<br />
“Misalnya kinerja guru akan menurun disebabkan karena jauhnya domisili dari sekolah atau guru menjadi malas. Hal ini sebagai bentuk ketidak nyamanan mereka akibat dari keterpaksaan. Yang lebih parah lagi akibat dari mutasi dipaksakan, hak guru memperoleh sertifikasi menjadi terhambat,” ucapnya.<br />
Alasannya lanjut Jamaluddin setelah rolling guru, jam wajib mengajar dikhawatirkan berkurang, karena jumlah kelas dan jam mengajar di tempat yang baru tidak mencukupi. Ia menyarankan sebaiknya mutasi dapat ditunda dengan memperhatikan dan mempertimbangkan semua dampak negatif dan positif yang akan timbul. “Jangan terlalu memaksakan kehendak sehingga yang muncul kepermukaan hanya arogansi semata,” tegasnya.<br />
<br />
Pantauan di lapangan, ratusan siswa dan guru datang menggunakan motor, mobil dan angkutan pribadi dari sekolahnya masing-masing. Dibawah pengawalan ketat puluhan anggota Polres Kota Lubuklinggau dan Sat Pol PP, para demosntran menyampaikan tuntutan mereka menggunakan spanduk dan pengeras suara. <br />
Setelah berorasi perwakilan siswa dan guru diterima anggota DPRD Kota Lubuklinggau dan langsung melakukan pertemuan. Beberapa siswa dan guru diminta masuk ke dalam ruang rapat bersama perwakilan Dinas Pendidikan dan Sekda Kota Lubuklinggau, H Akisropi Ayub.<br />
Dalam pertemuan ini Pemkot Lubuklinggau mengambil sikap tegas menunda pelaksanaan rolling guru SD, SMP,SMA/SMK hingga usai pelaksanaan UN.<br />
“Kami tegaskan bahwa tidak ada rolling guru sampai UN selesai. Sekitar 106 Surat Keputusan (SK) pemindahan guru yang masuk ke meja saya belum ditandatangani,” tegas Akisropi Ayub dihadapan anggota DPRD dan siswa serta guru.<br />
Senada dikatakan Ketua DPRD Kota Lubuklinggau, Hasby Asadiki menyatakan, sekitar tanggal 13 Januari lalu, pihaknya sudah melakukan rapat dengan Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau. Dalam pertemuan tersebut menghasilkan beberapa poin kesepakatan untuk menghentikan terlebih dahulu roling guru.<br />
“Seluruh aspirasi yang disampaikan adik-adik siswa siswi dan para guru sudah kami bicarakan dengan Disdik, lalu menghasilkan sejumlah poin, salah satunya menunda roling guru sampai UN selesai dilaksanakan,” pungkasnya.<br />
Sementara Sekretaris Diknas Kota Lubuklinggau, Agus menyatakan, ajuan roling guru sudah melalui tahap analisa dan pemeriksaan di lapangan. “Perlu dipahami bahwa rolling dilakukan untuk mengisi kekurangan guru disatu sekolah yang diambil dari sekolah kelebihan guru,” terangnya.<br />
Terpisah salah seorang wali murid Hartoni mengatakan, melihat dua kali aksi unjuk rasa yang dilakukan siswa SMA mengaku sangat prihatin. Sebagai orang tua murid ia merasa keberatan karena tugas siswa adalah belajar bukan untuk melakukan aksi unjuk rasa. “Mereka masih di bawah umur dan janganlah dijadikan alat untuk memperjuangkan kepentingan pribadi,” tudingnya.<br />
Bila memang ada sesuatu yang salah pada kebijakan Kadisdik Lubuklinggau, menurutnya bisa disampaikan pada pihak-pihak yang terkait seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Dewan Pendidikan.<br />
Masalah rolling guru-guru kata dia hal yang biasa terjadi dalam rangka penyegaran. Apalagi pemindahan dilakukan untuk mendekatkan kediaman guru dengan sekolah tempat mereka bekerja. <br />
“Bila melihat kondisi sekolah yang ada sekarang sebagai orang tua murid kami melihat sudah ada peningkatan, baik guru yang mengajar maupun murid sebagai anak didik. Belajar mengajar sudah lumayan tertib dan kondisi sekolah sudah rapi dan enak untuk dilihat,” paparnya saat mendatangi gedung Graha Pena Linggau, Selasa (25/1).<br />
<br />
Selanjutnya ia mohon kepada oknum yang menggerakkan aksi siswa dapat memecahkan persoalan pendidikan di Kota Lubuklinggau dengan berdiskusi bersama. “Kami menghimbau kepada guru yang dimutasi jauh dari tempat kediamannya untuk dapat melaporkan pada kami untuk dapat kita perjuangkan sesuai dengan program Disdik, kami membuka posko pengaduan di Jalan Kaswari Bandung Kanan No 106 Lubuklinggau Barat I,” imbuhnya. <br />
Sementara Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Lubuklinggau- Musi Rawas mengecam keras tindakan Kadisdik Lubuklinggau yang telah melakukan rolling guru. Mereka menyesalkan rolling guru masih saja terjadi, padahal sudah jelas rekomendasi DPRD Kota Lubuklinggau meminta kepada pihak eksekutif untuk menunda rolling hingga pelaksanaan UN dilakukan.<br />
“Artinya Kadisdik sudah jelas-jelas bertindak seenaknya dan telah mengangkangi rekomendasi DPRD selaku lembaga terhormat. Ini adalah tindakan arogansi, tindakan yang tidak mencerminkan sikap seorang pimpinan yang patut dicontoh. Kita mempertanyakan bagaimana bisa pemerintah Kota Lubuklinggau memberikan jabatan kepada orang seperti itu,” jelasnya Sekertaris GMNI Cabang Lubuklinggau-Mura Aren Frima. <br />
<br />
Selain itu GMNI juga mendesak kepada DPRD Kota Lubuklinggau melalui komisi I untuk memanggil Kadisdik guna meminta klarifikasi atas kebijakan yang telah diambil. Mereka juga meminta agar jabatan Kadisdik ditinjau ulang demi kemajuan pendidikan.<br />
“Ini memang bukan domainnya pihak legislatif, tapi setidaknya ada upaya preser kepada pihak eksekutif untuk mempertimbangkan jabatan tersebut.<br />
Terus terang saja, akibat tindakan Kadisdik, lembaga DPRD sudah dipermalukan. Jadi ada baiknya jika persoalan ini diselesaikan secara kelembagaan,” sarannya.<br />
Ditambahkan Aren, GMNI minta DPRD untuk tegas dan berani dalam bersikap agar tidak dipermainkan seenaknya. Ia menduga, tindakan Kadisdik melakukan rolling tersebut akibat dari ketidaktegasan DPRD dalam bersikap. Sehingga Kadisdik berani melakukan rolling yang jelas-jelas sudah keluar dari rekomendasi DPRD.<br />
*HMI Kecam Tindakan Kekerasan Polisi<br />
Sementara di tempat terpisah, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) Cabang Lubuklinggau menggelar aksi damai ke Mapolres Lubuklinggau. Mereka mengecam tindakan kekerasan aparat kepolisian terhadap mahasiswa di Jakarta.<br />
Pantauan koran ini, unjuk rasa dimulai sekitar pukul 10.30 WIB dengan dikoordinatori Iyan Prayoga. Pendemo berangkat dari Sekretariat HMI dengan mengendarai sepeda motor seraya membawa bendara kebesaran HMI. Setiba di Mapolres langsung disambut Kasat Intel, AKP Bambang S. Selanjutnya tim HMI disarankan memarkirkan sepeda motor di bagian kanan Mapolres Lubuklinggau.<br />
<br />
Selanjutnya mereka berjalan menuju ke depan halaman sambil membentangkan kertas karton yang bertuliskan, jangan aniaya mahasiswa, hapuskan premanisme, hentikan kekerasan terhadap mahasiswa, SBY-suka bohong. <br />
Tidak lama menggelar orasi, Kapolres Lubuklinggau, AKBP Takwil Ichsan mengenakan seragam safari menemui para pengunjuk rasa.<br />
Dalam orasinya, anggota HMI mengecam tindakan kekerasan oknum Polri dan menuntut Polres Lubuklinggau agar berjanji tidak akan melakukan pengawalan terhadap warga yang menyampaikan pendapat di muka umum.<br />
“Kami dari HMI cabang Lubuklinggau mendesak Kapolres Lubuklinggau untuk menyampaikan aspirasi kami kepada Mabes Polri dengan melayangkan surat bahwa menutut pengusutan kasus kekerasan terhadap Ketua Umum PB HMI dan aktivis mahasiswa lainnya di Jakarta. Kami menuntut tindakan tegas aparat kepolisian yang terlibat dan sangat jelas di media elektronik bahkan bila perlu dipecat dari kesatuan karena telah menodai semangat demokrasi,” kata pendemo seraya berharap Polres Lubuklinggau.<br />
<br />
Disela-sela unjuk rasa, Ketua Umum HMI cabang Lubuklinggau, Iyan Prayoga mengungkapkan aksi tersebut merupakan responstatif terhadap oknum Polri melakukan tindak kekerasan di Cipayung, Jakarta. “Saya tidak tahu kronologisnya. Tapi aksi ini adalah bentuk respon kami terhadap mahasiswa dianiaya saat berunjuk rasa,” kata Iyan.<br />
Ditambahkan Iyan, di Lubuklinggau juga pernah terjadi oknum Polri melakukan penganiayaan. “Ada dua kasus pemukulan mahasiswa. Pertama anggota HMI dan mahasiswa Stiper,” akunya.<br />
Menanggapi desakan supaya Polres Lubuklinggau melayangkan surat ke Mabes Polri, Takwil Ichsan menyatakan akan memenuhinya. Aspirasi mahasiswa tersebut akan disampaikan sesuai dengan perosedur institusi di kepolisian. “Saya akan kirimkan surat sesuai jenjang organisasi Polri. Untuk surat HMI, saya kirimkan ke Polda nantinya baru dikirimkan ke Mabes Polri,” kata Takwil dihadapan puluhan massa itu.<br />
Lanjut dia, pihaknya berjanji tidak akan melakukan kekerasan terhadap mahasiswa yang berunjuk rasa dengan catatan mengikuti prosedurnya. Jika memang menyimpang undang undang makan polisi akan menerapkannya. “Untuk itu jangan berbuat anarkis saat demo,” tegas Takwil. (Tim)<br />
</div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-61425896474599446352011-01-26T02:40:00.003+07:002011-01-26T02:40:31.298+07:00Polisi Temukan Ladang Ganja<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">SELANGIT–Anggota Satuan Narkoba Polres Kabupaten Musi Rawas (Mura) berhasil menemukan ladang ganja seluas 1 Hektar (Ha) di wilayah hutan Ulu Air Makut, Desa Muara Nilau, Kecamatan Selangit, Kabupaten Mura. Saat melakukan penggerbekan, polisi berhasil mengamankan empat tersangka diduga kuat sebagai sindikat pemasok dan pengedar ganja diwilayah Kabupaten Mura dan Kota Lubuklinggau. Empat tersangka tersebut yakni, M Dina alias Dina Boy (32), Antoni alias Anton (32), Ali (31) dan Karini (60), semuanya warga Desa Muara Nilau.<br />
Tersangka Dina Boy, Anton, Ali dibekuk anggota tim II gabungan Polres Lubuklinggau dibantu Polsek Terawas dan Polsek Karang Jaya di kediamannya, Senin (25/1) sekitar pukul 23.45 WIB. Saat penggerebekan, polisi hanya menemukan Barang Bukti (BB) di rumah Dina Boy berupa alat sabu lengkap.<br />
Sementara tim I yang bergerak ke ladang ganja lebih kurang 4 jam dari kediaman tersangka, berhasil membekuk Karini ketika sedang tidur di pondok. Saat digeledah, petugas menemukan senjata api (Senpi) laras panjang rakitan milik Dina Boy. Guna kepentingan penyidikan, tersangka dan BB yaitu 3 batang tanaman ganja dan 10 batang ganja kering serta Senpi rakitan laras panjang diamankan di Mapolres Mura. <br />
Kapolres Mura, AKBP Imam Sachoroni melalui Kasat Narkoba, AKP Edwartu kepada wartawan koran ini, tadi malam mengungkapkan ladang ganja tersebut ditemukan di kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).<br />
“Ganja tersebut sudah dipanen sekitar seminggu lalu dan sudah diedarkan Anton dan dibeli Dina Rp 300 ribu per ons ganja kering. Dina ke Lubuklinggau mengedarkan barang setan tersebut Rp 350 ribu ke orang tidak dikenal,” jelas Edwartu.<br />
Selain menemukan BB di lahan bekas lokasi penanaman ganja, sambung Eduartu, polisi mengamankan BB berupa satu buah Senpi rakitan laras panjang dan alat lengkap hisap sabu-sabu. “Kami masih mengembangkan penemuan ladang ganja ini dan mengejar pelaku yang terlibat,” tambahnya.<br />
Menurut Eduartu, dalam kasus ini tersangka akan dijerat Undang-Undang No 35 Tahun 2009 tentang narkotika dengan ancaman pidana minimal 4 tahun penjara dan maksimal seumur hidup atau hukuman mati.(01)<br />
</div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-44285713060882134692011-01-26T02:40:00.000+07:002011-01-26T02:40:00.386+07:00Redam Tamu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">PALEMBANG–Misi menang diusung Sriwijaya FC saat menjamu Arema di Gelora Sriwijaya, Jakabaring, sore ini (Siaran langsung AnTV pukul 15.30 WIB). Mumpung main di kandang, tak ada pilihan lain bagi Sriwijaya selain meraup angka maksimal. Dalam tiga laga home sebelumnya, Laskar Wong Kito julukan Sriwijaya juga selalu menang. Rekor itu wajib dipertahankan. <br />
“Motivasi anak-anak sangat tinggi untuk memenangi pertandingan. Apalagi kami baru saja membawa poin dari laga away,’’ kata pelatih Sriwijaya FC Ivan Kolev kepada Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group) kemarin (25/1). Ya, poin penting itu diraih Sriwijaya setelah mengalahkan tuan rumah Bontang FC 3-2 di Stadion Mulawarman (19/1).<br />
Bentrok Sriwijaya kontra Arema diyakini bakal seru. Kedua tim memiliki materi pemain jempolan. Tak hanya itu, Sriwijaya dan Arema sama-sama menyandang titel juara. Sriwijaya adalah juara Piala Indonesia musim lalu, sedangkan Singo Edan –julukan Arema– berstatus juara bertahan Indonesia Super League (ISL). <br />
Dengan predikat itu, kedua tim bertemu pada ajang community shield di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada 25 November lalu. Hasilnya, Sriwijaya sukses mempermalukan Arema dengan skor 3-1.<br />
Hasil itu menambah optimisme Laskar Wong Kito. Absennya beberapa pemain pilar tak menjadi masalah besar bagi tuan rumah. Di lini depan, Rendi Siregar siap menggantikan peran Keith Kayamba Gumb. Sementara itu, Dirga Lasut atau Ade Suhendra bisa mengisi pos yang ditinggalkan Ponaryo Astaman dan Firman Utina.<br />
Untuk lini belakang, Claudiano Alves do Santos bakal memperkukuh benteng pertahanan Sriwijaya. ’’Kami sudah terbiasa tanpa beberapa pemain. Terpenting, kami berkonsentrasi tinggi dan bermain maksimal,’’ ungkap Kolev.<br />
Di sisi lain, Arema tidak berada dalam kondisi sempurna. Tim tamu kehilangan beberapa pemain penting. Sebut saja M. Ridhuan, Roman Chmelo, dan Yongki Aribowo.<br />
Meski begitu, Singo Edan punya modal penting dengan sukses meraih satu angka di kandang Persib Bandung (23/1). Setidaknya, hasil imbang 1-1 di Stadion Siliwangi, Bandung, menjadi bukti bahwa para penggawa Arema mempunyai kekuatan mental untuk bertarung di kandang lawan.<br />
’’Kami siap bertanding. Walau bakal kehilangan beberapa pilar terbaik, kemenangan tetap menjadi target kami. Kami sudah mempersiapkan formasi dan pemain pengganti,’’ kata pelatih Arema Miroslav Janu.<br />
Pelatih asal Republik Ceko itu mengeluhkan jadwal pertandingan timnya yang begitu ketat. Akibatnya, mereka hanya memiliki masa recovery yang pendek. ’’Kami baru saja bermain melawan Persib, sedangkan Sriwijaya tidak. Artinya, mereka mempunyai waktu recovery yang lebih lama daripada kami,’’ kata Janu. (Jawa Pos)<br />
Head to Head <br />
25/11/2010 Arema v Sriwijaya 1-3 (Community Shield)<br />
1/8/2010 Arema v Sriwijaya FC 1-2 (Piala Indonesia)<br />
20/3/2010 Sriwijaya FC v Arema 1-0 (ISL)<br />
23/12/2009 Arema v Sriwijaya FC 3-0 (ISL)<br />
9/2/2009 Sriwijaya FC v Arema 4-0 (ISL)<br />
2/10/2008 Arema v Sriwijaya FC 2-1 (ISL)</div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-34905525673109503102011-01-26T02:39:00.000+07:002011-01-26T02:39:08.687+07:00Ternak Ayam di Jogoboyo Meresahkan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">LUBUKLINGGAU–Peternakan ayam dengan kapasitas 3. 500 ribu ekor milik Joni di Kelurahan Jogoboyo, Kecamatan Lubuklinggau Utara II, meresahkan warga. Menurut warga sekitar, perusahaan ternak ayam ini sudah beroperasi empat tahun lebih. Setiap melakukan pembongkaran kotoran ternak selalu menimbulkan lalat dan bau tidak sedap. “Mereka hanya memberikan obat penangkal lalat di sekitar peternakan saja, sementara warga harus menangung bau dan lalat yang berterbangan akibat usaha ternak itu,” keluh salah seorang warga Kelurahan Jogoboyo minta namanya tidak dikorankan, Selasa (25/1) kepada koran ini.<br />
Selain itu, menurut sumber tadi, lokasi ternak ayam potong milik Jon sudah tidak pantas berdiri karena berada di sekitar pemukiman warga. Hal ini membuat warga resah karena telah menyebabkan beberapa anak sakit akibat bau dan lalat yang berterbangan. <br />
“Perusahaan ternak ayam tidak pantas lagi berada di sekitar pemukiman masyarakat karena meresahkan warga. Ditambah lagi sesuai peraturan Menteri Pertanian Nomor : 333/kpts/PD.420/2005 disebutkan bahwa lokasi harus berjarak minimal 2000 meter dari pemukiman warga. Sementara peternak ayam ini berada di pemukiman warga,” jelasnya.<br />
Ia berharap kepada Pemkot Lubuklinggau dan instansi berwenang untuk dapat memberikan wejangan pada pemilik ternak tersebut. Karena sudah melanggar peraturan dan per undang undangan dan juga meresahkan warga. <br />
Sementara Joni, pemilik peternakan ketika dikonfirmasi tak menampik adanya penyebaran lalat dari kadang ayam miliknya. Namun ia mengaku siklus lalat yang berterbangan tidak berlangsung lama.<br />
Ditambahkan Joni, lalat di sekitar kandang ayam miliknya merupakan lalat pindahan dari kandang ternak ayam tidak jauh dari lokasi kandang ayam miliknya.<br />
“Setiap panen mulai dari kotoran ayam, box ayam, hingga kandang kita semprot menggunakan obat Agita khusus untuk membasmi lalat,” jelas Joni.<br />
Terpisah Lurah Jogoboyo, Nurhasanah mengaku belum menerima keluhan dari warga adanya indikasi penyebaran lalat di RT 02, Kelurahan Jogoboyo. “Jika memang ada indikasi tersebut kita akan menyikapinya sesuai dengan prosedur,” ungkap Nurhasanah menambahkan kepada salah satu bawahannya untuk mengecek langsung ke lapangan.<br />
Menurut Nurhasanah, biasanya jika ada masalah polusi udara yang membuat warga resah maka RT setempat langsung menginformasikan kepada pihak kelurahan. “Jadi kami belum mengetahui sebenarnya. Besok (hari ini) kita lakukan kroscek langsung ke lapangan,” pungkasnya.<br />
Kepala Kantor Pelayanan Perizinan (KPP) Kota Lubuklinggau, Bahrudin MS melalui Kasi Pengeolahan Data dan Pemeriksaan Izin, Asep Herdiana saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya belum menerbitkan izin usaha peternakan ayam di Kelurahan Jogoboyo. Alasannya ternak ayam tersebut belum mendapat persetujuan dari warga sekitar.<br />
“Niat mereka untuk mengurus izin ada, hanya saja terkendala tidak ada persetujuan warga sebab menimbulkan bau dan banyak lalat,” katanya. <br />
Menurut Asep, pihak perizinan Kota Lubuklinggau sudah beberapa kali meninjau lokasi kandang ayam. Tujuannya untuk memastikan apakah pengusaha sudah mengikuti ketentuan seperti direkomendasikan Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kota Lubuklinggau saat tim perizinan melakukan pemeriksaan lokasi usaha.<br />
Adapun rekomendasi dari Diskanak yakni pengusaha mesti menjaga kebersihan di sekitar kandang. “Seperti masalah kotoran ternak jangan sampai menumpuk di bawah kandang. Kemudian harus sering disemprot obat sehingga tidak ada lalat. Namun berdasarkan pemantauan kami beberapa bulan lalu, tampaknya masih belum memenuhi seperti direkomendasikan,” pungkasnya. (09/02) <br />
<br />
</div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-75126669321466396502011-01-26T02:38:00.000+07:002011-01-26T02:38:20.400+07:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">SMK Yadika Lubuklinggau<br />
<br />
Satu-satunya SMK Terakreditasi A di Mura-Lubuklinggau <br />
Yayasan Abdi Karya (Yadika) merupakan yayasan berwawasan Nasional, berdiri sejak tahun 1976. Telah 34 tahun terpanggil untuk membangun manusia yang berpendidikan dan berwawasan luas. Berawal dari sebuah nadzar, untuk membangun lembaga pendidikan dan kesehatan. Salah satu satuan pendidikan yang cukup terkenal adalah SMK Yadika Lubuklinggau. Berikut laporannya.<br />
<br />
Sulis, Lubuklinggau<br />
<br />
SMK Yadika Lubuklinggau baru empat tahun berdiri. Program keahlian pertama yang dibuka oleh sekolah yang beralamat di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Lubuk Kupang ini adalah Akuntansi dan Teknik Komputer Jaringan. Sejak awal berdiri, Yadika berkomitmen tidak akan pernah membuka sebuah sekolah sebelum mempersiapkan fasilitas, sarana dan prasarana lengkap untuk menunjang belajar siswa. Hal ini dibuktikan, ketika SMK Yadika pertama berdiri baru dua program kehlian yang dibuka. <br />
Namun, seiring dengan perkembangannya Yadika memproses untuk menyiapkan fasilitas sekaligus sarana prasarana pendukung untuk proses belajar mengajar siswa program keahlian Administrasi Perkantoran dan Otomotif. Setelah siap, barulah SMK Yadika membuka dua program keahlian ini secara resmi. <br />
Demikian dijelaskan Kepala SMK Yadika Lubuklinggau, Ibramsyah, kepada wartawan koran ini, Selasa (25/1). <br />
Komitmen tersebut terus dipupuk untuk menjaga kepercayaan masyarakat yang selama ini sudah memberikan kesempatan kepada Yadika agar memberikan pendidikan terhadap putra-putri mereka. Usaha membangun kualitas lebih baik ini dilakukan Yadika dengan mengusulkan akreditasi ke Badan Akreditasi Nasional Sekolah Madrasah (BAN-SM), Maret 2010.<br />
Namun, karena Yadika belum memenuhi syarat akreditasi pada poin meluluskan peserta didik maka, baru pada pasca kelulusan Juni 2010, pihak BAN-SM melakukan survei ke SMK Yadika.<br />
Dan tepat 16 November 2010, SMK Yadika Kota Lubuklinggau resmi sebagai SMK pertama yang terakreditasi A di Kabupaten Mura dan Kota Lubuklinggau.<br />
Sekolah yang dibangun empat lantai ini, dilengkapi dengan fasilitas yang bertaraf nasional. Beberapa fasilitas dan sarana prasarana pendidikan yang disediakan, ruang belajar 8x9 meter, lab komputer, lab akuntansi, lab bahasa inggris, lab mengetik, lab internet, lab komputer dan jaringan, lab administrasi perkantoran, balai latihan kerja otomotif dan unit produksi.<br />
Selain itu, seluruh siswa dapat menggali potensi diri dengan memanfaatkan fasilitas utama seperti perpustakaan, ruang band, studio perkusi, fasilitas olehraga lengkap, kolam renang, sport centre dan masih banyak fasilitas lainnya.<br />
“Dalam hal tenaga pendidik, SMK Yadika Lubuklinggau tetap mengutamakan kualitas dan keahlian. Sejak awal berdiri, 100 persen tenaga pengajar di SMK Yadika Lubuklinggau berlatar belakang sarjana,” jelas Ibramsyah.<br />
Untuk mewujudkan visi SMK Yadika menjadi SMK unggulan dalam prestasi yang dilandasi iman dan takwa, Yadika tidak pernah melakukan pengotakan agama dalam jalannya proses pendidikan.<br />
Ibramsyah menjelaskan, mayoritas siswa di Yadika justru muslim, demikian juga dengan tenaga pendidikanya. Mengenai pelajaran agama, tetap diberikan sesuai dengan kepercayaan masing-masing siswa. Ada guru khusus bagi setiap agama. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir, sebab visi SMK Yadika tersebut benar-benar dijalankan, tanpa melakukan pengecualian atau ada unsur misi agama di dalamnya. Yadika murni sekolah nasional, dan pemilik Yadika memiliki komitmen terhadap hal tersebut.<br />
Visi lain yang dimiliki SMK Yadika adalah menghasilkan tamatan berkualitas, profesional yang mampu bersaing di era global. Bersamaan dengan pengupayaan pembenahannya, SMK Yadika mengoptimalkan penerapan kurikulum pembelajaran.<br />
Untuk menjamin mutu tamatan, SMK Yadika menerapkan kurikulum industri terapan. Selain itu, guna memperluas jaringan relasi, SMK Yadika tengah mengusulkan ijin bursa kerja khusus di Dinas Tenaga Kerja Kota Lubuklinggau.<br />
Menurut Ibramsyah, upaya ini dilakukan sebagai wujud tanggung jawab SMK Yadika agar tamatan SMK Yadika tidak ada yang menganggur. Alhamdulillah, tamatan pertama sudah 75 persen di terima di perusahaan dan ada juga yang kuliah sembari bekerja. Setelah lulus dari SMK Yadika tidak begitu saja alumni ini dilepas, namun kerjasama dengan 24 perusahaan besar selama ini cukup membantu alumni untuk dapat langsung memasuki dunia kerja. Dan secara kualitas, alumni SMK Yadika sudah diakui di pasar kerja.<br />
Semua tentu berkat konsistensi Yadika untuk menghasilkan output yang siap kerja, dan menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memang dibutuhkan di dunia kerja.<br />
Dan terhitung mulai pertengahan Februari mendatang SMK Yadika membuka pendaftaran siswa baru tahun ajaran baru 2011/2012. (*)<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
</div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-15156734505779473892011-01-24T02:10:00.003+07:002011-01-24T02:10:56.142+07:00Empat Rumah Ludes Terbakar<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">TPK–Sedikitnya empat rumah di Desa Kebur, Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut (TPK), Kabupaten Musi Rawas (Mura) ludes dilalap si ‘jago’ merah. Peristiwa terjadi Sabtu (22/1) sekitar pukul 22.00 WIB juga mengakibatkan lima rumah di lokasi yang sama disambar kobaran api. Empat rumah yang ludes terbakar milik Zubir, Sayuti, Aji Semar dan Tumin. Sementara lima rumah yang ikut tersambar kobaran api milik Kades Kebur, Umar Hasan, Ruslan, Salim, Aan dan Bot. Kendati tidak menimbulkan korban jiwa, akibat kejadian tersebut, total kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. <br />
Hasil penyelidikan dan keterangan beberapa saksi, dugaan sementara kebakaran diduga akibat konsleting listrik dari rumah Zubir.<br />
Informasi diterima wartawan koran ini menyebutkan, api pertama kali diketahui Yantik, warga Desa Kebur yang tengah menonton TV. Dia melihat ke halaman rumah terang benderang dengan disertai kepulan asap hitam. Spontan Yantik keluar lalu berteriak minta tolong. Mendengar teriakan Yantik, Kades Umar Hasan bersama warga sekitar berhamburan mendekat sumber suara tadi.<br />
Mengetahui rumah Zubir terbakar, warga tanpa dikomandoi saling bahu membahu mengangkat air untuk berusaha memadamkan api. Sedangkan Kades melapor ke Camat dan menghubungi pemadam kebakaran Pemkab Mura. <br />
Selang 30 menit kemudian, api dari rumah Zubir terus menjalar ke rumah papan milik Sayuti, Aji Semar dan Tumin hingga ludes terbakar. Beruntung, warga dengan alat seadanya dapat memadamkan kobaran api yang hendak melalap lima rumah warga milik Umar Hasan, Ruslan, Salim, Aan dan Bot. Sehingga hanya sebagian bangunan yang ikut terbakar.<br />
Tidak lama kemudian, beberapa mobil pemadam kebakaran dan anggota Polsek Muara Beliti tiba di lokasi lalu berusaha memadamkan api. Api baru dapat dipadamkan tujuh jam kemudian atau sekitar pukul 05.00 WIB.<br />
Kades Kebur, Umar Hasan ketika dikonfirmasi Minggu (23/1), membenarkan adanya kebakaran tersebut. “Diduga akibat kosleting listri di rumah Zubir,” ungkap Umar, sapaan Umar Hasan.<br />
Saat terjadi kebakaran, sambung dia, Zubir sedang berada di rumah kerabatnya untuk menghadiri acara pernikahan. “Empat rumah ludes, lima rumah rusak berat. Lalu dua motor dilalap api masing-masing milik Sayuti dan Aji Semar,” ucapnya.<br />
Bagi korban kebakaran, lanjut Umar, masyarakat memberikan bantuan seadanya. Untuk sementara empat KK korban kebakaran diberikan bantuan masing Rp 200 ribu dan 50 Kg beras. “Sedangkan Rp 700 ribu dibagi warga yang rumahnya rusak berat dan 25 Kg beras,” sambungnya.<br />
Ditambahkan Umar, sementara korban kebakaran menempati rumah keluarganya. “Kami berharap ada bantuan dari instansi terkait atau donatur untuk memberikan sumbangan kepada korban sehingga dapat membangun rumahnya lagi,” pungkasnya.(01)<br />
<br />
</div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-52006705046537223852011-01-24T02:10:00.000+07:002011-01-24T02:10:16.389+07:00UTDC Linggau-Mura Diduga Tak Sampaikan Laporan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">LUBUKLINGGAU–Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) Musi Rawas dan Kota Lubuklinggau mendapat teguran dari PMI Provinsi Sumatera Selatan. Kedua organisasi ini diduga tidak menyampaikan laporan selama tiga tahun berturut-turut ke pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) pusat. Hal ini dibenarkan Ketua PMI Kabupaten Mura, dr Mast Idris Usman ketika dikonfirmasi koran ini, Minggu (23/1).<br />
“Memang, beberapa waktu lalu, UTDC mendapatkan surat teguran dari PMI pusat melalui PMI Provinsi Sumsel. Masalahnya, dalam waktu tiga tahun berturut-turut UTDC tidak menyampaikan laporan mereka. Tetapi, menurut pengurus UTDC mereka telah menyampaikan laporan mereka, mungkin tidak sampai ke pengurus pusat saja,” ungkap Mast Idris. <br />
Kendati demikian, ia beserta pengurus lainnya akan melakukan kroscek keberadaan teguran di UTDC. Menurut Mast Idris, sejauh ini memang ada beberapa hal yang menjadi kendala di UTDC. Salah satunya mekanisme di UTDC dinilai tidak berjalan dengan semestinya.<br />
“Apalagi Ketua UTDC sudah menjabat selama 15 tahun dan tidak dibenahi. Kami akan melakukan pembenahan nanti,” ujarnya. <br />
Disinggung mekanisme pemilihan Kepala UTDC, Mast Idris menjelaskan, sesuai dengan AD/ART yang baru bahwa Kepala UTDC berada di bawah PMI Kabupaten Mura. Kemudian, PMI Kabupaten Mura juga langsung menerbitkan Surat Keputusan (SK). <br />
“Adanya perubahan inilah yang akan kita benahi ke depan,” pungkasnya.<br />
Terpisah, Sekretaris PMI Kota Lubuklinggau, Zainal Abidin Karang Jaya ketika dikonfirmasi membantah PMI Kota Lubuklinggau tidak mengirim laporan selama tiga tahun terakhir.<br />
“Setiap akhir tahun anggaran kita selalu melaporkan kegiatan kita. Hanya saja itu tidak dipublikasikan,” ungkap Zainal, sapaan pria gaek ini.<br />
Mengenai kegiatan di PMI Kota Lubuklinggau, ia mengaku bahwa untuk kegiatan donor darah tetap dilakukan. Hanya saja kegiatan tersebut selalu dibarengi dengan hari besar, seperti HUT Korpri dan sebagainya. “Terkait surat teguran dari PMI Provinsi, kita belum menerimanya. Nanti saya kroscek kembali,” janji Zainal. (06/09)<br />
<br />
</div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-50679654354205856402011-01-24T02:09:00.003+07:002011-01-24T02:09:44.247+07:00Kios Pedagang PBS Jadi WC Umum<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">LUBUKLINGGAU–Pemanfaatan kios di Pasar Bukit Sulap di Kelurahan Ulak Surung, Kecamatan Lubuklinggau Utara II, belum maksimal. Buktinya masih banyak kios kosong belum ditunggu pemiliknya. Kios itu terletak di lantai satu tepatnya di bawah kantor Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Pengelolaan Pasar (DKUKMPP) Kota Lubuklinggau.<br />
Salah seorang pedagang, Syahril menyatakan kios tersebut kosong sejak awal berdirinya PBS tahun 2008 lalu. Karena kios itu tidak ada penghuni maka sekarang dijadikan Water Closet (WC) umum untuk pedagang, dan pengunjung KBS yang ingin buang hajat. <br />
Ia menyebutkan kios itu sudah ada yang punya tetapi bukan pedagang, melainkan Pegawai Negeri Sipil (PNS). “La ado yang punyo galo, tapi dio bukan pedagang asli, wong pegawai,” kata Sahril kepada koran ini, Sabtu (22/1).<br />
Sahril menambahkan, apabila kios-kios itu dibuka dan pedagang Pasar Inpres dipindahkan ke PBS kemungkinan besar akan lebih ramai lagi pengunjungnya. “Kalau pedagang pasar Inpres pindah nambah rami kami,” jelas Sahril.<br />
Pantauan koran ini melewati kios-kios yang kosong tersebut, tercium bau pesing sangat menyengat hidung. Sangat disayangkan karena kios itu masih dalam satu bangunan dengan kantor DKUKMPP.<br />
Selain harus mencium bau tidak sedap, pedagang PBS diharuskan membayar retribusi yang tidak jelas masuk kemana uang pungutan tersebut. Pungutan yang harus dibayar pedagang beragam besarnya.<br />
Pedagang harus membayar retribusi karcis ditarik petugas DKUKMPP Rp 1000-Rp 2000. Retribusi yang tidak jelas atau illegal, keamanan Rp 2000 dua kali penarikan siang dan malam. Lapak berkisar Rp 2000 hingga Rp 5000, penerangan atau listrik Rp 5000 per hari.<br />
Banyaknya retribusi ini pedagang harus terpaksa membayar diduga untuk mencari aman. “Terpakso bayar mendak tu kami pulo yang dikucak (Diganggu) wong, lemak kami bayar be cari aman be,” kata salah seorang pedagang tidak mau disebutkan namanya.<br />
Selain pungutan liar yang marak di PBS, tidak ada lahan parkir juga dikeluhkan pedagang dan pengunjung PBS. Dahulu ada lahan parkir namun sekarang sudah berubah menjadi lapak pedagang untuk berjualan. Untuk berdagang di tempat tersebut pedagang dipungut Rp 5000 per hari oleh oknum.<br />
Kepala DKUKMPP Kota Lubuklinggau, Fajarudin saat dikonfirmasi masalah ini sedang tidak ada di rumah. <br />
“Bapak lagi pergi ke rumah sakit, dan HP nya tinggal di rumah,” ucap istri Fajaruddin dihubungi melalui Handpone, Minggu (23/1). (Mg02)<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
</div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-67777964166247125112011-01-24T02:09:00.000+07:002011-01-24T02:09:10.348+07:00BBI Kewalahan Penuhi Permintaan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">LUBUKLINGGAU–Balai Benih Ikan (BBI) Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kota Lubuklinggau kewalahan memenuhi permintaan konsumen. Untuk memenuhi order bibit ikan BBI Kota Lubuklinggau terpaksa menampung bibit dari Unit Perbenian Rakyat (UPR). “Untuk memenuhi permintaan bibit ikan, kita kumpulkan benih dari UPR binaan kita. Tidak cukup hanya mengandalkan BBI. Kalau hanya mengandalkan BBI tidak bisa memenuhi permintaan konsumen,” ungkap Subandio Amin, Kepala Diskanak Kota Lubuklinggau, kepada koran ini, Minggu (23/1). <br />
Disamping itu sulitnya untuk memenuhi permintaan konsumen disebabkan benih ikan yang dipesan tidak ada stok di BBI. Ia mencontohkan konsumen memesan benih ikan nila 100 ribu, sementara BBI hanya ada 50 ribu untuk memenuhi permintaan tersebut kita menghubungi UPR.<br />
“Misalnya konsumen minta benih ikan lele sementara stok benih di BBI hanya ada benih ikan mas, maka untuk itu kita ambil benih dari UPR binaan kita,” paparnya memberikan contoh. <br />
Menurut Subandio, dari dua BBI yang ada di Kota Lubuklinggau, BBI Petanang dan Watervang rata-rata per bulan hanya mengeluarkan 1 juta benih. <br />
Sementara permintaan benih ikan dari luar Kota Lubuklinggau terus meningkat, melihat perkembangan pasar benih ikan cukup pesat. Untuk mengatasi permasalahan ini, Diskanak pada 2011 akan menambah UPR binaan.<br />
“10 UPR binaan kita terasa kewalahan memenuhi permintaan pasar khususnya benih ikan, lele, nila dan ikan mas. Petani ikan dari Bengkulu, Jambi, Kabupaten Musi Banyu Asin (Muba), Kota Palembang beli benih ikan dengan kita,” jelasnya. <br />
Disamping itu pihaknya juga akan memberikan bantuan induk ikan dan kolam perbenihan kepada UPR binaan-nya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan produktifitas UPR.<br />
Diinformasikan, 10 UPR binaan Diskanak tersebut berada di Kelurahan Eka Marga dan Karang Ketuan masing-masing ada tiga kelompok UPK. Lalu Kelurahan Siring Agung Kecamatan Lubuklinggau Utara II satu UPK Kelurahan Petang, Kecamatan Lubuklinggau Utara I. Disamping itu ada juga di Kelurahan Dempo dan Jawa Kiri Kecamatan Lubuklinggau Timur II. (02)<br />
<br />
<br />
</div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7898587256035771548.post-36145991117231689682011-01-24T02:08:00.000+07:002011-01-24T02:08:36.838+07:00Malam Bulan Purnama ke-3 KISLIRA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Teater Romeo dan Juliet Memukau Penonton <br />
<br />
Malam bulan purnama ke-3 dari Komunitas Insan Seni Linggau-Mura (KISLIRA) di Gedung Subkoss Garuda, Kelurahan Pasar Permiri, Kecamatan Lubuklinggau Barat II, Sabtu (23/1) malam memukau penonton. Kisah cinta klasik Romeo dan Juliet menjadi suguhan utama teater pada malam pertunjukkan tersebut. Berikut laporannya. <br />
<br />
Sulis, Lubuklinggau<br />
<br />
Romeo… Juliet… Romeo..Juliet… Romeo.. Juliet suara parau dan sendu tiba-tiba menyeruak dan menyulap keadaan lebih mencekam. Dua keranda berselimutkan kain hitam dipanggul oleh delapan pria, diikuti dua wanita dengan mengisakkan tangis mengirigi suasana pemakaman Romeo dan Juliet. Shakespeare berada di balik semua ini. Itulah sepenggal adegan Romeo dan Juliet disaksikan penonton pada Malam Bulan Purnama ke-3 suguhan dari KISLIRA dibalut pertunjukkan teater. Sebelum teater digelar, beberapa lagu dan puisi bertemakan cinta menjadi suguhan awal penonton Malam Bulan Purnama ke-3 KISLIRA. Sebuah lagu ‘Ketika Cinta Bertasbih’ mengawali pertunjukan. Disusul dengan lantunan sendu siswa SMK Yadika membawakan laras dari<br />
band papan atas ST12 ‘Cinta Tak Harus Memiliki’.<br />
Puisi musikal ‘Sang Penakluk’ dibawakan Evi Handayani dan Armada tampil memukau. Dilanjutkan dengan penampilan nasyid Pondok Pesantren Mafaza Lubuklinggau. <br />
Penonton semakin dibuat tak sabar, ketika Ricky dan Siska, Master Ceremony Malam Bulan Purnama ke-3 menyebut nama Rusmana Dewi. Wanita yang anggun dengan balutan busana serba hitam ini mulai menampilkan monolog menceritakan sosok Laila dan Kaish, sebagai sepasang sejoli yang menjaga dengan utuh rasa cintanya hingga mati. <br />
Monolog kisah percintaan yang penuh romantisme kesetiaan ini, ternyata menjadi gerbang pembuka menuju puncak acara Malam Bulan Purnama ke-3 KISLIRA berupa teater ‘Membunuh Shakespeare’.<br />
Shakespeare diwujudkan sebagai sosok manusia yang ahli dalam membuat syair dan drama. Karyanya diagungkan kalangan muda. Bahkan, kiblat percintaan banyak mengacu pada puisi-puisi karya Shakespeare.<br />
Shakespeare yang diperankan oleh Genok, tampil dengan kewibawaannya sebagai penyair. Jas hitam dan kemeja putih membalut penampilannya yang meyakinkan. Darah seni yang mengalir ditubuhnya tercermin dari penampilannya dengan rambut panjang ikal.<br />
Salah satu pasangan muda yang mengagungkan Shakespeare yakni Mario (Toriko Sanjana) dan Diana (Ira Donati). Mereka kagum pada keagungan syair-syair Shakespeare. Dua sejoli yang dimabuk cinta tersebut berharap kebahagiaan hidupnya diwarnai dengan bait-bait syair romantis.<br />
Dansa dua sejoli ini memberikan nuansa romantis yang terus menyedot perhatian penonton. Dengan balutan gaun berwarna merah, paras yang ayu, dan rambut panjang menjuntai, Diana semakin pandai menawarkan api-api cinta terhadap pasangannya, Mario.<br />
Mario menyambutnya dengan penuh kegagahan. Wibawanya lebih lembut dengan gerakan dansa yang beriringan. Ia tampak lebih tampan dengan kemeja merah dan celana hitam. Tatanan rambutnya tak menggoyahkan pandangan Diana.<br />
Namun tiba-tiba panggung berubah mencekam. Romeo (Benny Arnas) bingung oleh tingkah polah Juliet (Yeni Elvita). Dengan tertatih-tatih, Juliet mencoba meyakinkan bahwa Romeo lah pangeran yang telah mengirimkan syair-syair indah untuknya.<br />
Romeo semakin tak mengerti. Juliet mengiba dan menunjukkan helaian-helaian kertas yang bertuliskan puisi-puisi romantis, memuja-muja Juliet. Romeo terperangah, dan mencoba meyakinkan.<br />
“Ah… buat apa aku menulis puisi-puisi untukmu? Tidak mungkin aku menulisnya. Hah… aku yakin, dibalik semua ini adalah Shakespeare!” kata Romeo dengan nada tinggi mengekpresikan pengelakkannya atas tuduhan Juliet.<br />
Romeo semakin geram, ketika Juliet terus memintanya untuk mengakui bahwa puisi-puisi tersebut hasil tulisan sang Romeo.<br />
Sejatinya, kebimbangan juga tengah merasuk dalam relung hati Juliet. Namun, ia tidak sanggup melakukan apapun. Hanya tangis pilu dan kebimbangan menyeruak dalam jiwanya. Perihnya sayatan penolakan Romeo, menyisakan isak dan tangis Juliet. Ia menunduk lemah.<br />
Shakespeare kembali tampil dengan mimik lebih ramah. Diana dan Mario bersimpuh mengangungkan Shakespeare. Penyair yang tangguh ini terus menguatkan, dan meyakinkan Diana, bahwa Mario adalah lelaki sejati yang akan menjadi penyair besar. Sekaligus pangeran yang terus mengiringinya dengan untaian kata-kata romantis. Dua sejoli ini kian mabuk dibuatnya. Buaian-buaian Shakespeare terus merasuk, sampai akhirnya kiblat cinta terpupuk mengagungkan Shakespeare.<br />
Namun, seketika kenyataan berbalik. Ketika Shakespeare tengah lelap dalam tidurnya. Romeo dan Juliet muncul dengan kostum berwarna putih. Dua anak Adam ini hadir dalam alam mimpi Shakespeare. Seakan mereka mengetahui, Shakespeare yang ada di balik kematian Romeo. Dan Shakespeare pula sebagai penyebab kematian Juliet. Bukan karena keduanya saling mencintai. Melainkan Shakespeare yang mengetahui persis apa yang terjadi dibalik semua ini.<br />
Untuk diketahui pada 4 April 2010 lalu, cerpen “Membunuh Shakespeare” pernah terbit di salah satu media cetak di Provinsi Lampung. Cerpen karya penulis kondang asal Kabupaten Musi Rawas (Mura), Benny Arnas ini mengangkat tema percintaan antara Romeo dan Juliet. Benny Arnas membuat kisah ini dengan ending yang berbeda.<br />
“Masyarakat secara umum, mengiblatkan percintaan layaknya Romeo dan Juliet. Namun, saya memiliki persepsi yang agak berbeda dengan masyarakat secara umum. Karena ada beberapa kisah yang jauh lebih baik sebagai kiblat percintaan yang nyata dibanding kisah Romeo dan Juliet yang sesungguhnya hanya fiksi. Seperti kisah Rasulullah dan Aisyah atau tentang Laila Majnun. Namun, sebagai pecinta seni saya tidak ingin dengan kasar menentang persepsi tersebut. Salah satu cara yang saya lakukan dengan mencoba meluruskan persepsi masyarakat melalui cerpen Membunuh Shakespeare,” jelas Benny Arnas berbincang dengan wartawan koran ini, Minggu (23/1).<br />
Menurut Benny Arnas, menampilkan cerpen, puisi maupun sejenisnya dalam pertunjukan telah umum dilakukan. Oleh sebab itulah, dalam Malam Bulan Purnama ke-3 KISLIRA, Benny Arnas menampilkan teater dengan konsep lebih eksklusif dan elegan. Pria yang juga aktif sebagai Ketua Divisi Sastra KISLIRA ini berinisiatif menulis cerpen “Membunuh Shakespeare” ke dalam naskah teater. Pengalaman pertama, yang akhirnya direspon baik oleh teman seperjuangan sekaligus sutradara Membunuh Shakespeare, Inung.<br />
Teater “Membunuh Shakespeare” mampu menyedot perhatian ratusan pasang mata. Pada Malam Bulan Purnama ke-3 KISLIRA hadir Ketua KISLIRA, Solihin, Kadispora Mura, Badaruddin dan keluarga, Perwakilan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Mardi, dan Pimpinan Pondok Pesantren Mafaza, Ferry. <br />
Benny Arnas yang juga sebagai Ketua Panitia Malam Bulan Purnama ke-3 mengucapkan terima kasih kepada segenap keluarga bersar KISLIRA, Dovi Rustam (Costume), Berita Harahap (Make Up) dan seluruh masyarakat Kabupaten Mura dan Kota Lubuklinggau selalu mendukung dan mencintai seni.<br />
Benny mengaku cukup bahagia dan sangat bersyukur. Berkat kerja sama yang solid dalam KISLIRA, Malam Bulan Purnama ke-3 bisa berjalan dengan lancar. Terlebih, ia sangat bersyukur dalam teater naskah perdananya ini, ia bisa berperan ganda. Selain sebagai pembuat naskah, Benny Arnas juga berperan sebagai pemain.<br />
“Teater kemarin malam itu penampilan perdana bagi saya. Dan tentunya saya akan sangat ketagihan,” katanya dengan ramah. (*)<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
</div>linggauposhttp://www.blogger.com/profile/07616334525762662852noreply@blogger.com0