MUARA BELITI–Sejak 2006 lalu hingga kini, petani sawah Desa Air Satan Indah, Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas (Mura), kurang mendapat perhatian dalam hal irigasi. Selama empat tahun, petani berangsur-angsur meninggalkan pekerjaaannya melainkan alih fungsi ke sayuran, tanam karet dan lain-lain. Penyebabnya saluran ilirgasi di dusun tersebut tidak dapat digunakan maksimal untuk mengairi sawah.
“Data yang ada pada kami lebih kurang 250 Hektar (Ha) sawah kekeringan akibat kesulitan mendapatkan air irigasi,” ungkap Ketua Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) Air Satan Indah, Marullah pada koran ini, Kamis (13/1).
Tidak berfungsinya saluran irigasi yang ada, menurut Marullah, diduga monopoli penggunaan air dilakukan pengusaha kolam ikan air deras. Sehingga air itu tidak sampai mengalir ke Desa Air Satan Indah. “Beberapa lahan dialihfungsikan menjadi kebun karet. Sebab jika tetap ngotot menanam padi maka terus merugi,” jelas Marullah.
Menurutnya, bertahun-tahun masalah irigasi ini tidak ada penyelesaian disinyalir pemerintah tutup mata terhadap ulah pengusaha kolam air deras.
“Sejak ada kolam air deras, air irigasi mengalami kendala bagi petani. Bila ini dibiarkan produksi padi akan menurun dan tidak memenuhi target sebagai lumbung pangan,” terang Marullah.
Akibat perbuatan segelintir pengusaha kolam air deras, sambung dia, mengorbankan ratusan petani sawah. Bahkan saat ini, menurutnya, beberapa pemuda Desa Satan Indah sebelumnya menggarap sawah mulai mencari pekerjaan di luar Kabupaten Mura.
“Kami harap Pemkab Mura segera menyelesaikan masalah ini karena tidak menutup kemungkin lahan lebih kurang 250 Ha akan ditanam karet,” tambah Marullah.
Informasinya, kata Marullah, kemarin (13/1), Pemkab Mura terutama petugas di Instansi terkait masalah irigasi menggelar rapat. Namun Marullah menyayangkan tidak mengajak untuk urun rembuk dari petani atau BPD setempat. “Seharusnaya petani diajak rapat sehingga dapat menyelesaikan masalah,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Mura, Hendy UP mengatakan persoalan ini sepenuhnya ditangani oleh Dinas PU Pengairan. “Kita hanya menghadiri rapat bersama di kantor Bappeda membahas keluhan masyarakat Air Satan Indah,” kata Hendy UP sebelum pertemuan. (01/08)
0 komentar