AIR KUTI–Indikasi pengangkatan pelantikan Kepala Sekolah (Kasek) tidak lulus fit and proper test menjadi sorotan dan pertanyaan besar bagi masyarakat Kota Lubuklinggau. Pasalnya itu dapat membunuh lajunya perkembangan output di kalangan pendidik di kota berslogan “Sebiduk Semare”.
“Mengapa tidak? Jika semua Kasek dan gurunya tidak berkualitas. Bagaimana mungkin anak didiknya akan berkualitas,” kata sumber koran ini berinisial MA, yang minta namanya diinisialkan, Kamis (14/10).
Sedangkan, kunci utama dalam menjamin mutu pendidik adalah guru yang berkompeten. Namun hal itu semuanya hanya wacana yang hanya dapat membodohkan masyarakat saja. “Ya kita berharap dengan adanya tes dapat benar-benar memilih atau memilah siapa yang layak untuk dijadikan sebagai Kasek. Sehingga tidak ada menghasilkan output yang memang benar berkompten,” jelasnya.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Lubuklinggau, Septiana Zuraida menjelaskan, uji kepatutan tersebut dilakukan dengan dua tahap, pertama tes tertulis dan kedua tes paparan. Kedua tes tersebut dilakukan oleh Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). “Yang menghasilkan tiga kategori yakni sangat disarankan, disarankan, dan tidak disarankan. Bagi yang tidak disarankan tidak diikut sertakan pada tes berikutnya (paparan). Dan semua hasil tes tersebut ada disaya,” jelas Ny Anna, sapaan Kadisdik Lubuklinggau.
Ny Anna mengatakan, tadi siang (Kamis 14/10) ia telah mengumpulkan seluruh Kasek karena banyak anggapan calon Kasek dipungut uang Rp 10 juta tiap orang untuk menjabat sebagai Kasek. “Jika hal itu memang benar, tolong laporkan. Yang jelas itu merupakan ulah oknum tertentu, dan tunjukkan dengan saya siapa orangnya. Untuk itu jangan hanya bisa “bernyayi” saja,” terang Ny Anna menanggapi isu miring menerpa institusi yang dipimpinnya.
Selama satu bulan terakhir ini, lanjut dia, jika tidak ada dobrakan dan perubahan dalam limit waktu satu bulan, dengan sangat terpaksa Kasek itu bakal dilengserkan. “Saya tidak sungkan untuk mencopot Kasek yang tidak berkompeten tersebut. Karena saya tidak ada beban moral mencopot kasek baik tingkat SD maupun SMA. Mengapa saya harus takut memberhentikan mereka?” jelas Ny Anna retoris.
Diakuinya yang menilai dan mengikuti fit and proper test yakni inspektorat, BKD Kota Lubuklinggau, Sekretaris, Asisten, Dewan Pendidikan. Dan mereka yang menandatangani lulus atau tidaknya calon Kasek pada tes itu. “Dalam penempatan Kasek kita lakukan dengan cara undi dan itupun masih ada yang memprotes,” paparnya.(10)
0 komentar