MUARA LAKITAN–Camp Blok Cawang serta kantor dan mess milik PT Musi Hutan Persada (MHP) Unit 9 Semangus Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas (Mura) ludes dibakar massa. Peristiwa itu terjadi Minggu (10/10) sekitar pukul 20.00 WIB dan Senin (11/10) sekitar pukul 10.00 WIB. Belum diketahui secara pasti motif dibalik pembakaran, namun dugaan sementara dipicu surat peringatan dikeluarkan pihak PT MHP meminta masyarakat untuk mengosongkan lahan.
Informasi didapat koran ini menceritakan, kronologis pembakaran aset milik PT MHP dimulai Minggu (10/10) sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu lebih dari 500 massa dari berbagai penjuru menyerbu Camp Blok Cawang dan langsung melakukan pembakaran. Melihat massa yang beringas, beberapa pegawai PT MHP di lokasi berusaha menyelamatkan diri masuk ke dalam hutan. Dalam hitungan kurang dari satu jam, seluruh bangunan berbentuk bos ludes terbakar.
Sejurus kemudian tidak puas membakar Cam Blok Cawang, massa diduga berasal dari wilayah Suban Kabupaten Muara Enim, yang berbatasan dengan Kabupaten Mura, menyerbu Unit 9 Semangus, Kecamatan Muara Lakitan, Senin (11/10) sekitar pukul 10.00 WIB. Saat tiba di lokasi massa dengan brutal membakar kantor, mess dan gudang yang ada di Unit 9. Seluruh bangunan termasuk tanki minyak dan satu unit mobil L200 Double Cabin yang ada di lokasi ludes terbakar. Petugas kemanan dari Polri dan pihak swasta tidak berdaya menghalau massa. Termasuk karyawan yang ada di mess dan kantor sekitar 60 orang kocar kacir menyelamatkan diri.
Massa membubarkan diri setelah mengetahui kedatangan petugas keamanan dari Polres Mura dan Polsek Muara Lakitan serta Brimobda Polda Sumsel di lokasi kejadian.
Kapolres Mura AKBP Imam Sachroni ketika dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut. Menurutnya situasi mulai kondusif setelah pihaknya mengirimkan satu pleton anggota Dalmas serta anggota Satreskrim dan Sat Intel ke lokasi kejadian.
“Belum diketahui penyebab pasti pemicu pembakaran mess PT. MHP oleh massa. Tapi kami sudah mengirimkan anggota kesana memperkuat anggota Polsek Muara Lakitan yang melakukan pengamanan,” ucapnya.
Selain itu dikatakan Imam, berdasarkan hasil penyelidikan dan informasi sementara, aksi pembakaran asset PT. MHP dilakukan lebih dari 500 orang diduga berasal dari wilayah Mura dan Kabupaten Muara Enim.
“Kabarnya ada juga massa dari daerah Suban Muara Enim karena memang letak MHP di perbatasan,” katanya seraya berharap kepada kedua belah pihak dapat menahan diri dan duduk satu meja untuk menyelesaikan permasalahan lahan.
Ditambahkan Imam, sebelum aksi pembakaran terjadi, pihaknya telah memberikan peringatan kepada PT MHP agar tidak bertindak gegabah dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Menurutnya pemicu aksi pembakaran diduga akibat penggusuran lahan karet yang dilakukan PT MHP, serta pengiriman surat teguran kepada masyarakat agar sesegera mungkin meninggalkan lokasi yang kini masih berstatus sengketa. “Menurut informasi beberapa hari yang lalu pihak MHP mengirimkan surat peringatan kepada masyarakat agar meninggalkan lahan yang diklaim milik warga,” jelasnya.
Pelaku Bukan Warga Mura
Pembakaran kantor PT MHP di Unit 9 Semangus Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas, kemarin, langsung diantisipasi Pemkab Mura dan manajemen perusahaan. Siang hari setelah aksi massa yang merusak kantor dan kendaraan yang ditaksir merugikan perusahaan hingga Rp 1 Miliar lebih, dilakukan rapat bersama di kantor MHP di Kemang Unit 9.
Camat Muara Lakitan, Tarmizi yang hadir dalam rapat itu menjelaskan rapat bersama dengan General Manager PT MHP, Taufan juga Kapolsek Muara Lakitan di kantor MHP, didapatkan ketegasan pelaku pengerusakan akan ditindak tegas. Sedangkan PT MHP akan memperbaiki manajemennya hingga dapat menyelesaikan persoalan yang sedang terjadi sekarang hingga muncul aksi massa mengarah anarkis.
“Rapat yang kita lakukan sudah selesai dan besok (Hari ini, red) akan dilakukan rapat lanjutan di kantor Bupati Mura di Kelurahan Air Kuti,” jelas Tarmizi dihubungi koran ini, melalui ponselnya. Tarmizi menyatakan demontrasi itu bukan dilakukan warga Kecamatan Muara Lakitan khususnya Desa SP 5 dan SP 6.
”Jumlah masyarakat yang melakukan aksi lebih kurang 300 orang dan berasal dari Pendopo Kabupaten Muara Enim. Sebelumnya mereka itu menuntut PT MHP yang diduga telah menggusur lahan karet milik mereka,” papat Tarmizi menyebutkan perusahaan tersebut bergerak di bidang perkebunan Akasia. Kita tahu pohon Akasia merupakan bahan untuk membuat kertas.
“Kebun karet milik warga itu digusur dalam minggu inilah. Massa yang melakukan demontrasi itu menuntut sebab lahan milik mereka digusur oleh PT MHP. Sehingga mereka menyampaikan demontrasi berlanjut ke pembakaran kantor dan kendaraan tetapi tidak ada korban jiwa saat kejadian itu berlangsung,” papar Tarmizi yang baru pulang dari rapat bersama tersebut.
Ia kembali menyebutkan kejadian pembakaran itu berlangsung pukul 10.20 WIB di unit 9 wilayah Kabupaten Mura. “Tapi hingga saat ini belum ada warga diduga melakukan pengerusakan itu ditangkap aparat. Namun jika dilihat yang hancur dibakar mulai kantor, mess, dan tanki minyak dengan kerugian mencapai miliaran rupiah,” tambahnya. (03/01)
0 komentar