Sempat Grogi saat Paparan Karya Tulis Ilmiah
Kemenangan diraih Hasyim (51) menjadi juara dua pada pemilihan guru, kepala sekolah (Kasek) dan pengawas berprestasi tahun 2010 tingkat Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi suatu keberhasilan semu. Sebab ia menargetkan mendapatkan juara pertama pada kompetisi tersebut.
HARAPAN adalah fatamorgana antara ada dan tiada. Demikian halnya Hasyim, mantan Kepala SMK Negeri 1 Lubuklinggau 2006. Meski harapan itu belum bisa diwujudkan tetapi ia mengaku akan terus berharap. Menurut Hasyim, seseorang tidak akan hidup tanpa sebuah asa.
“Karya Tulis Ilmiah (KTI) diikutsertakan pada kompetisi merupakan revisi dari KTI ketika menjuarai pemilihan pengawas berprestasi tingkat Kota Lubuklinggau yang dilaksanakan Mei lalu. Saat memaparkan karya ilmiah saya merasa grogi, apalagi melihat juri yang menguji,” kata Hasyim di ruang kerjanya, Kelurahan Air Kuti, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Jumat (17/7).
Ketika ditanya persiapan sebelum mengikuti pemilihan pengawas berprestasi, ia mengaku tidak ada persiapan khusus. “Sebab mengawas merupakan tugas rutin, jadi tidak ada persiapan khusus. Hanya saja kita bekerja selama ini sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi),” jelasnya.
“Untuk tingkat kesulitan yakni pengembangan dan penelitian. Sementara pengembangan dan penelitian peserta harus membuat makalah. Karena belum terbiasa membuat makalah, maka tugas yang satu ini menjadi suatu batu sandungan,” kata suami Kusmala Dewi.
Menurut Hasyim, mempersiapkan diri menghadapi pemilihan guru dan Kasek berprestasi tingkat Provinsi Sumsel, dia terus belajar mulai dari administrasi fortpolio hingga ilmu Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Kendati demikian, kemenangan ini diperuntukkan keluarga dan teman-teman sejawat. “Terutama buat anak saya, sebab hal ini merupakan salah satu motivasi anak saya untuk dapat belajar lebih giat lagi, sehingga dapat mencapai prestasi yang lebih baik lagi,” pungkas Hasyim. (*)
0 komentar