Dari Usaha Jual Telur Bisa Naik Haji
Untuk menjadi pengusaha harus mempunyai sifat jujur yang paling utama. Dan jangan mudah menyerah. Kita harus menekuni setiap bidang pekerjaan yang digeluti, walaupun harus memulainya dari bawah. Pesan ini disampaikan H. Bachren seorang pengusaha sukses di Kota Lubuklinggau.
Suasana pagi saat itu di Kota Lubuklinggau bersinar cerah. Wartawan koran ini yang menapaki jalanan dengan sepeda motor, menuju kediaman H Bachren (55). Dia dikenal sebagai pengusaha telur di Kota Lubuklinggau. Dengan menyusuri jalan Yos Sudarso menuju arah ke pasar Lubuklinggau, dan berbelok ke gang disamping supermarket SM kita akan sampai di kediaman Bachren.
Sejak duduk di bangku SMP ini sudah mencoba untuk berdagang barang kelontongan di pasar atas Kota Bukit Tinggi, sampai ia tidak sempat menamatkan pendidikannya.
Tapi Bachren tidak putus asa, dengan meninggalkan dagangannya di Bukit Tinggi ia pergi ke Kota Medan Sumatera Utara menemui kakaknya untuk berdagang. Setelah sampai di Medan ia mencoba berdagang pakaian. Setelah usahanya mulai berkembang datanglah musibah yang menimpanya. Toko tempat ia berdagang terbakar, habislah semua barang dagangan dan modal usahanya. Tak putus arang ia mencoba mencari peruntungan di Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan. Tahun 1978 ia menapaki kota ini, karena ada kerabatnya di Lubuklinggau lalu ia dipinjamkan modal.
Pada akhirnya usaha yang digelutinya mulai membuahkan hasil. Dari usaha itulah ia menafkahi istrinya Hj Bestlina(47) dan ketiga anaknya. Hingga puteri tertuanya menamatkan pendidikan strata satu dan menjadi Sarjana Hukum, dan saat ini meneruskan jejak orang tuanya.
Pengusaha yang sederhana ini sampai sekarang masih naik ojek dan becak untuk pergi ke tokonya di daerah pasar Lubuklinggau. Bachren memang terkenal pribadi yang sederhana dimata keluarga, tetangga, serta anak buahnya yang berjumlah sekitar 20 orang.
Ketika ditanya kiat-kiat sampai bisa seperti sekarang ini, ia menjawab,“Jujur, tekun dan jangan sombong”. Lebih jauh ia memberi tahu trik jitu usahanya yaitu kebanyakan orang suka menyepelekan hal-hal kecil, contohnya telor rusak dan telor pecah sering disia-siakan. Tetapi untuk dia justru itu hal yang terpenting, dengan mengelolanya maka kerugian bisa diminimalisir dan keuntungan bisa bertambah.
Bahren mengaku pernah merugi sampai milyaran rupiah karena ditipu orang, tetapi ia tidak dendam ia hanya mengambil hikmah dari kejadian itu. Buktinya
0 komentar