Kalapas : Pembinaan Bagi yang Berkelahi
RAWAS ULU–Narapidana (Napi) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Surulangun, sebut saja NT, mengeluh. Sebab, ia harus menderita luka memar dan bengkak di punggung dan tangan akibat diduga dipukul oknum pegawai Lapas Surulangun saat menjadi warga binaan yang baru.
"Sewaktu kami baru-baru masuk ke Lapas diminta berdiri tegak lalu dipukul satu persatu dengan menggunakan sebatang bambu oleh pegawainya. Kalau tidak percaya silakan cek ketika ada napi baru masuk di Lapas," kata NT yang menghubungi wartawan koran ini, Jumat (16/4).
Pemukulan tersebut, lanjut dia, dirinya tidak mengetahui apa masalahnya. "Kami mengartikan sebagai salam perkenalan di Lapas Surulangun dengan penganiayaan," keluhnya.
Lebih menyakitkan lagi, sambung NT, dirinya tidak tahan melihat rekan-rekannya dipukul. "Cuma gara-gara cekcok mulut, kami dipukul bukan diberikan pembinaan seperti yang dilakukan Lapas Narkotika Muara Beliti atau Lapas Lubuklinggau," jelasnya.
Ditanya mengapa tidak melapor ke Polres Musi Rawas? Dia mengaku tidak berani melapor. Sebab, selain jauh dari kantor juga takut makin disengsarakan. "Kami hanya berharap sistem pembinaan napi diubah, jangan menggunakan kekerasan. Karena tidak sesuai komitmen Kepala Kanwil Depkum dan HAM, Sutarmanto yang memberikan pelayanan terbaik bagi napi," terangnya. Terpisah, Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Surulangun Rawas, Kecamatan Rawas Ulu, Agus Sugiono, saat dikonfirmasi wartawan koran ini melalui telepon genggamnya, membenarkan adanya tindakan pemukulan yang dilakukan petugas Lapas Surulangun terhadap sejumlah napi. Namun, dia mengaku, tindakan tersebut dilakukan untuk pembinaan kepada napi yang dinilai tidak mematuhi peraturan yang ada di Lapas Surulangun.
"Saya sudah mengetahui informasi tersebut dan berencana akan mengklarifikasinya melalui media. Berhubung saat ini saya sedang berada di Jakarta, kemungkinan ketika pulang baru bisa terlaksana. Mengenai informasi yang beredar kami sudah tahu tetapi hal itu merupakan pembinaan kepada mereka yang melanggar peraturan yakni berkelahi. Sebab, kami membebaskan mereka melakukan semua kegiatan positif seperti beribadah, berolahraga, mandi dan berbagai kegiatan lain untuk meningkatkan kreatifitas mereka," ungkap Agus.
Ditambahkannya, perlakuan kasar petugas Lapas terpaksa dilakukan karena napi berkelahi. Namun, ketika ditanya siapa pelaku perkelahian tidak ada yang mengaku. "Akhirnya, salah satu jalan kami tempuh untuk membuat mereka jera dan mengaku kami melakukan pemukulan terhadap napi. Padahal, kami telah melarang mereka untuk berkelahi karena kami menganjurkan kegiatan positif saja," pungkasnya.(05/10)
0 komentar