foto M Yasin/Linggau Pos
PARKIR : Areal parkir Jalan Yos Sudarso Kota Lubuklinggau dimanfaatkan sopir Angdes menjadi tempat mangkal. Foto diabadikan Sabtu (6/3).
Lolos Masuk Kota
LUBUKLINGGAU–Pengoperasian Terminal Tipe B Petanang, Kecamatan Lubuklinggau Utara I, belum maksimal. Terbukti, masih banyak Angkutan Desa (Angdes) dari arah utara masuk Kota Lubuklinggau dengan menunggu penumpang menggunakan areal parkir.
Berdasarkan investigasi wartawan koran ini, Angdes lolos masuk kota mencari penumpang atau mangkal di sejumlah pusat perbelanjaan yang ada di Kota Lubuklinggau. Uniknya Angdes tersebut dengan memanfaatkan areal parkir di pinggir jalan. Tujuanya tidak lain untuk mengelabui petugas. Angdes dimaksud ‘berpura-pura’ parkir di Jalan Sudirman, Jalan Yos Sudarso tepatnya di sekitar eks Hotel Perdana Indah hingga ke arah simpang Lintas (RCA,red).
Para sopir Angdes itu memarkirkan mobilnya tidak menumpuk pada satu titik lokasi. Kalau pun ada yang berkelompok antara empat hingga lima kendaraan saja. Para sopir Angdes leluasa menunggu penumpangnya di areal parkir. Maksudnya tidak kesulitan mencari penumpang karena sudah memiliki penumpang tetap. Dengan begitu penumpang sudah mengetahui di mana Angdes langganannya mangkal.
Tampaknya petugas kesulitan untuk menindak Angdes dimaksud. Kemungkinan petugas kesulitan untuk membedakan antara angkutan umum atau mobil pribadi. Sebab Angdes itu mamang menggunakan plat hitam.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatikan (Dishubkominfo) Kota Lubuklinggau, Azhari Yuhan, tidak menampik masih banyak Angdes berhasil masuk kota. “Kemungkinan itu bisa saja terjadi, karena mereka berpura-pura parkir di tepi jalan,” katanya, kepada wartawan koran ini, Minggu (7/3).
Dia mengaku pihaknya terus berupaya untuk mengoptimalkan pengeoperasian Terminal Tipe B Petanang. Diantaranya dengan memasang rambu-rambu tanda larangan bagi Angdes untuk masuk dalam kota. Selain itu pihaknya juga menyiagakan petugas Dishubkominfo. “Bahkan untuk pengamanan terminal kami bekerjasama dengan Brimob Lubuklinggau. Hal itu dilakukan guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” terangnya.
Menurut dia, untuk mengoptimalkan pengoperasian terminal tidak semudah membalik telapak tangan. “Hal itu membutuhkan waktu. Namun demikian kami berupaya semaksimal mungkin dengan terus melakukan memberikan pemahaman kepada sopir Angdes agar mereka mau ngetem di dalam terminal,” harapnya.
Mengenai penindakan, lanjut dia, ada mekanismenya. Untuk itu tidak bisa dilakukan secara gegabah. “Mengenai penindakan akan dilakukan pihak berwenang. Namun semua itu perlu proses,” jelasnya. Namun demikian, lanjut dia, sejauh ini cukup banyak Angdes ngetem di dalam terminal itu. “Cukup banyak juga sopir Angdes yang patuh terhadap aturan. Setiap peraturan pasti ada pro dan kontra,” ucapnya.(02)
0 komentar