Polres Kantongi Identitas Pemilik Senpi
MUSI RAWAS–Proses penyidikan Rang (13), tersangka kasus penembakan siswa SMPN 1 Bangun Rejo, Anggar Nopan alias Angger (13) terus dilakukan. Hasil pemeriksaan sementara, senjata api (Senpi) rakitan kecepek itu diketahui milik orang tua Ahmad Dedi-nama dirahasiakan-. Pemilik senpi tersebut saat ini sudah pergi ke Pulau Jawa, sebelum kejadian berdarah tersebut.
Demikian diungkapkan Kapolres Musi Rawas (Mura), AKBP Herry Nixon’s melalui Kasat Reskrim, AKP Maruly Pardede kepada wartawan koran ini, Selasa (23/3). “Sekarang kami masih melakukan pengembangan penyidikan dan memintai keterangan saksi-saksi,” kata Kasat.
Hasil pemeriksaan tersangka, lanjut mantan Kanit Reskrim Polres Bandung ini, senpi rakitan yang dibawa Rang ke sekolah dan didapat dari Ahmad Dedi, murid kelas V SD. Pemilik pistol itu ternyata orang tua Ahmad Dedi. “Pemilik senpi masih di Pulau Jawa,” jelas Maruly.
Rang, sambung Maruly, dititipkan di rumah tahanan (Rutan) khusus anak-anak di Mapolres Mura. “Karena tersangka merupakan anak-anak, maka kami memperlakukan seperti anak-anak. Seperti dipisah dari tahanan dewasa, tidak digundul dan lain sebagainya,” jelasnya.
Disinggung soal tersangka masih bersekolah, Kasat mengaku akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Mura dan SMPN 1 Bangun Rejo. “Kami juga akan koordinasi dengan Lapas Lahat terkait bagaimana kejiwaan tersangka,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Mura, Edi Iswanto, melalui Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas), Totok Iswanto mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum bisa melakukan tindakan apa pun terkait permasalahan ini. Sebab, Disdik masih menunggu laporan tertulis dari Kepala Sekolah SMPN 1 Bangun Rejo.
“Kami sudah memanggil kepala SMPN 1 Bangun Rejo, terkait permasalahan ini. Kendati demikian, kami harus menunggu laporan tertulis dahulu dari sekolah baru bisa bertindak. Dan saat ini konsentrasi kami masih tertuju kepada pelaku pembawa senpi yang menurut informasi kondisinya terus menangis disel,” tutur Totok, kepada wartawan koran ini di ruang kerjanya, Selasa (23/3).
Ditambahkannya, peristiwa ini merupakan yang pertama kalinya terjadi di Kabupaten Mura. Untuk itu, Totok mengimbau kepada pihak sekolah, orang tua dan masyarakat untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak. Tujuannya, untuk menghindari ha-hal yang tidak diinginkan.
“Ini kejadian luar biasa dan baru pertama kalinya terjadi di Kabupaten Mura. Dan kami meminta kepada kepala sekolah khususnya dewan guru kiranya dapat meningkatkan pengawasan terhadap anak didik. Namun, kami juga mengimbau kepada orang tua dapat melakukan pengawasan kepada anak-anak mereka. Sebab, pengawasan guru hanya sebatas jam belajar saja, selanjutnya orang tualah yang harus melakukan pengawasan,” jelasnya.
Pantauan wartawan koran ini di Rumah Sakit (RS) dr Sobirin, korban Angger masih menjalani perawatan tim medis di ruang Nusa Indah. Kondisi kesehatan korban semakin membaik. ”Kesehatannya cukup baik,” ucap petugas yang tidak mau disebut namanya.
Sebagaimana diketahui, peristiwa penembakan terhadap korban terjadi Sabtu (20/3), sekitar pukul 11.00 WIB, di dalam kelas dan saat Kegiatan Belajar mengajar (KBM) berlangsung. Korban Angger diduga tertembak oleh rekan sekelas, Ranggut Ingrit (13), dengan menggunakan senpi rakitan laras pendek.
Akibatnya, satu proyektil bersarang di paha kiri korban. Karena luka tembak dialami warga Desa Bangun Rejo, Kecamatan Sukakarya ini cukup parah oleh pihak sekolah dilarikan ke Puskesmas terdekat lalu dirujuk ke RS dr Sobirin Mura.(05/10)
0 komentar