Fepy Riha Ayu Putri, Pelajar yang Multitalenta
Meskipun memiliki cukup banyak kegiatan di luar jam sekolah, Fepy Riha Ayu Putri, pelajar SMPN 1 Lubuklinggau tetap memiliki predikat membanggakan sebagai bintang kelas. Dia satu-satunya siswi di antara empat siswa asal SMPN 1 Lubuklinggau lulus melalui jalur Penelusuran Prestasi Akademik (PPA) ke SMA Negeri 1 Lubuklinggau. Berikut kisahnya.
Rehanudin Akil, Puncak Kemuning
MENYAKSIKAN tayangan pemberitaan televisi swasta nasional beberapa hari ini tidak lagi didominasi tentang informasi demonstran terkait kasus Bank Century. Perhatian para pekerja media tingkat nasional maupun lokal tertuju pada pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2010 Tingkat SMA/SMK/MA dan sederajat. Banyak pelajar yang mampu melewati ujian tersebut secara mulus. Tidak sedikit pula yang menempuh cara-cara tidak fair karena ingin lulus, bahkan ada yang terpaksa harus berurusan dengan aparat kepolisian. Padahal jadwal UN belum selesai.
Fenomena (apa yang terlihat, red) melalui layar kaca tersebut ternyata tidak luput dari perhatian Fepy. Gadis remaja kelahiran Yogyakarta tepatnya di Rumah Sakit Sarjito, 5 Februari 1996, tidak bisa menyembunyikan sikap dan perasaan miris. Kendati demikian buah hati pasangan Amri Sudaryono (Rawas) dan Hamidah (Musi) lebih tertarik berbicara mengenai kesiapan seorang pelajar menghadapi UN.
Catatan prestasi Fepy sejak TK hingga SMP memang membanggakan. Paling tidak untuk kedua orang tuanya. Sepanjang jenjang pendidikan tersebut, buku raport hingga ijazah Fepy tidak pernah mengantongi poin angka 6. Rata-rata setiap bidang studi memperoleh nilai 8. Bahkan istimewanya sejak duduk di SD Negeri 21 Putri Lubuklinggau, khusus pelajaran Matematika, IPA, Fisika dan Bahasa Inggris sudah biasa mencapai nilai 9.
Apa rahasianya? Kutu bukukah dia? Pemilik hobi membaca ini, mengaku tidak ada resep khusus. “Saya berusaha fokus menyimak penjelasan guru dan aktif di kelas,” tutur Fepy singkat.
Kedengarannya sederhana lanjut Fepy, tetapi tidak mudah untuk selalu konstan dan dan konsisten menjadikan kebiasaan baik itu setiap hari. Beruntungnya lagi gadis pengagum presiden pertama RI, Soekarno, tumbuh dalam keluarga demokratis. Ayahnya Amri Sudaryono mempunyai latar belakang sebagai penggiat Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Tercatat sebagai ketua OSIS SMEA Negeri 1 Lubuklinggau 1988,
(sekarang SMKN 1 Lubuklinggau, red). Saat itu pernah disebut sebagai salah satu kepengurusan OSIS terbaik se-Kabupaten Mura, lantaran beberapa kali mengadakan studi banding ke luar daerah. Bahkan hingga ke Yogyakarta yang terkenal dengan sebutan sebagai kota pendidikan.
Kesukaan ayah Fepy (Amri Sudaryono) pada organisasi ternyata berlanjut hingga ia menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Janabadra Yogyakarta. “Salah satu organisasi eksternal universitas jadi pilihan ayah adalah HMI,” imbuh Fepy.
Hingga saat ini Amri Sudaryono, selain sebagai ketua Partai Nasional Indonesia(PNI) Marhaenisme Kabupaten Mura. Juga dikenal sebagai salah seorang tokoh pergerakan Muratara. Sementara, Ibunda Fepy (Hamidah) dikenal sebagai Advokat/Pengacara. Figur sarjana hukum alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu terbilang lawyer yang cukup aktif.
Berlatar belakang keluarga dengan kedua orang tua banyak berkecimpung dalam bidang sosial kemasyarakatan ternyata menguntungkan Fepy. Ayah dan Bundanya mensupport setiap kegiatan positif. Sebut saja les privat mata pelajaran, kursus bahasa Inggris, renang, teater, pramuka, kursus menari dan sebagainya. Belakangan diketahui ternyata aneka ragam kegiatan ekskul pilihan Fepy, sebagai bagian skenario dan arahan orang tuanya untuk menyiasati masa pubertas.
Dengan padat kegiatan maka fase pubertas yang biasanya dimulai saat berumur 8 hingga 10 tahun dan berakhir lebih kurang pada usia 15 hingga 16 tahun bisa berlalu dengan sejumlah prestasi. Ternyata kakak semata wayang, Muhammad Iqbal Hari Putra, mampu menjalani semua kegiatannya secara baik dan teratur. “Alhamdulillah baik kegiatan sekolah maupun ekskul berjalan seimbang. Termasuk kegiatan belajar membaca Al Quran, sekarang sudah sampai Juz 15,” tutup Fepy, di kediamannya RT 05 kompleks Perumdam, Blok Q, Nomor 150, Kelurahan Puncak Kemuning, Kecamatan Lubuklinggau Utara II.(*)
0 komentar