MUSI RAWAS–Perang opini antara Tim Sukses (Timses) pasangan Senen-Sudirman (SS), dengan pasangan M Isa-Agung (MISI-AGUNG) berbuntut panjang. Setelah Rabu (24/3) ketua tim pemenangan MISI-AGUNG, A Bastari Ibrahim menegaskan pernyataan Gabriel H Fuady kurang cerdas, mendapat tangapan.
Gabriel balik menantang Bastari kandidat mana yang akan memenangkan Pemilukada Mura 2010, SS ataukah MISI-AGUNG. “Saya cukup cerdas membaca kekuatan politik, pertaruhan Pemilukada Mura. The real combater (pertarungan sesungguhnya, red) hanya dari pasangan SS versus RH. Political attact (serangan politik, red) dari saudaraku Bastari tidak tepat bila ditujukan ke saya,” tegas Gabriel.
Lagi pula, Gabriel berpendapat kalau kandidat diusung koalisi bersatu punya handicap (kekurangan/kelemahan, red) terhadap Senen. “Hati kecil ketua tim pemenangan MISI- AGUNG tahu peta ini, kekuatan kandidat, pergulatan, akselerasi dan daya tempur kandidat. Ada baiknya tidak perlu banyak bicara kita buktikan kandidat mana yang akan menang,” tambah Gabriel.
Hanya saja bila jagoan diusung koalisi bersatu yang merupakan gabungan parpol PKPB, Barnas, Hanura dan RepublikaN lebih unggul, maka secara gamblang Gabriel tegaskan akan panggil ketua tim pemenangan MISI-AGUNG dengan sebutan Daeng. Tetapi bila terbalik maka Bastari diminta memanggil Abang pada Gabriel.
“Kita tidak perlu perang opini di media, kita buktikan saja jagoan siapa yang akan menang. Toh saya yakin Bastari mengetahui peta kekuatan politik kandidat yang diusungnya,” tegas Gabriel.
Sekedar mengingatkan, pernyataan Bastari membuat Gabriel berang, yakni selaku ketua tim pemenangan MISI-AGUNG, Bastari sangat menyesalkan pernyataan Gabriel H Fuady.
“Saya menilai apa yang disampaikan Gabriel, kurang cerdas. Saya pikir statemen seperti itu bukan menimbulkan simpatik, malah sebaliknya antipati. Artinya, dari statemen tersebut, sangat nampak sekali rasa kepanikan dari kubu SS. Sosok Syarif Hidayat adalah figur sangat kharismatik di Mura. Dia bukan hanya milik Muratara, tapi milik Kabupaten Mura secara keseluruhan,” terangnya.
Oleh karena itu, Bastari mengimbau agar masing-masing pihak jangan terjebak oleh statemen murahan. ”Kita boleh berbeda pendapat. Tapi ingat, yang kita jual adalah program. Perlu saya sampaikan, Isa Sigit bukan tipikal orang yang mudah sakit hati sebagaimana dituding Gabriel. Itu tidak benar. Majunya Isa Sigit karena diminta oleh partai koalisi. Bahkan proses meminta kesediaan Isa Sigit ini cukup lama, hingga dia bertemu dengan Agung,” ceritanya.
Saat bertemu Agung, dan mendengar visi misinya yang luar biasa, barulah Isa Sigit termotivasi dan bersedia maju menjadi kandidat bakal calon bupati.(07)
0 komentar