Image Hosting
Image Hosting


*Kemeriahan Malam Pergantian Tahun 2010

Hujan yang mengguyur kota “Sebiduk Semare” sejak sore, tak menyurutkan ribuan warga Kota Lubuklinggau untuk merayakan malam pergantian tahun ke 2010. Berbagai bentuk kegiatan dilakukan oleh warga terlebih lagi muda mudi Kota Lubuklinggau. Antara lain membakar jagung, pesta kembang api dan masih banyak kegiatan lainnya. Bagaimana kemeriahan malam pergantian tahun yang sesungguhnya?
Oleh: Hetty Arnita
BERDASARKAN pantauan koran ini di lapangan, sejak pukul 21.00 WIB lalu lintas di Jalan Protokol Kota Lubuklinggau tetap ramai dilalui kendaraan. Yang dimulai dari dan arah ke Lapangan Merdeka Kota Lubuklinggau. Berbagai perlengkapan menyambut pergantian tahun juga terlihat banyak dijual di setiap sudut Kota Lubuklinggau. Mulai dari terompet, kembang api, jagung serta beberapa perlengkapan untuk perayaan penyambutan tahun 2010 tersebut.
Kebiasaan untuk tidak tidur hingga pukul 00.00 WIB, seakan menjadi kewajiban bagi setiap warga. “Sebelum pukul 00.00 WIB kami akan melakukan berbagai kegiatan, seperti membakar jagung dan sate hingga detik-detik pergantian tahun. Dan setelah pergantian tahun, kami sama-sama meniupkan terompet secara bersama-sama,” terang Nur (22) seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Lubuklinggau, kepada Linggau Pos saat merayakan malam pergantian tahun 2010, bersama teman-temannya, Kamis (31/12).
Bersama puluhan orang rekannya, Nur mengaku sudah mempersiapkan segala sesuatu menjelang pergantian tahun 2010 yang akan dirayakan di rumahnya di sekitar Kelurahan Sukajadi Lubuklinggau Barat I. “Selain jagung, kami juga sudah membeli daging untuk membuat sate,” terangnya.
Memasuki malam pergantian tahun, mereka akan meniupkan terompet sebagai tanda tahun baru telah tiba. Berbagai harapan pun telah ditanamkannya memasuki tahun yang baru ini. “Semoga saja di tahun yang baru ini, kehidupan akan semakin baik dari tahun-tahun sebelumnya,” kata Nur dengan penuh harapan.
Berbeda dengan yang dilakukan Ricky (25). Malam pergantian tahun justru dilaluinya dengan menerima job sebagai pemandu acara di LA Light Enjoy Lubuklinggau 2010 yang dipusatkan di Lapangan Merdeka Kota Lubuklinggau.
“Seperti biasa, setiap malam pergantian tahun saya selalu menerima job. Ibarat kata pepatah, sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui. Bekerja sekaligus merayakan malam pergantian tahun,” ungkap Ricky yang berprofesi sebagai penyiar di salah satu stasiun radio di Kota Lubuklinggau.
Sesuai dengan harapan banyak orang, Ricky pun berharap, di tahun yang baru ini kehidupan bangsa dan negara Indonesia akan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. “Semoga tidak ada lagi bencana yang melanda Indonesia,” ujarnya singkat.
Sementara itu, pedagang jagung dadakan, kemarin, mendadak ramai. Harga jagung yang tadinya cukup terjangkau, melonjak hingga 50 persen dari harga biasa. “Jagung manis terpaksa saya jual mahal, karena saya beli juga mahal, per karungnya dijual Rp 50 ribu dibanding harga sesudah natal Rp 10 ribu, belum biaya transportasi pengangkutan dari Curup,” ungkap Amin (27) salah seorang pedagang musiman di kawasan Pasar Inpres Kota Lubuklinggau.
Alasannya menjual jagung, dikarenakan banyaknya pembeli menjelang tahun baru memilih jagung sebagai makanan untuk menghabiskan malam pergantian tahun. Karena itu, lanjutnya, meski harganya Rp 10 ribu per kilo atau lebih mahal dari pada harga normal yakni Rp 5.000, pembeli tidak akan mempersoalkan.
“Pengalaman tahun lalu, dengan modal Rp 100 ribu saja, saya mendapatkan keuntungan dua kali lipat dari modal pembelian jagung,” katanya.(*)

Image and video hosting by TinyPic

    ShoutMix chat widget