UTAMA

*Capai 0,41 Persen
LUBUKLINGGAU-Angka putus sekolah pelajar SMP/MTs paling tinggi, diantara satuan pendidikan lainnya yakni mencapai 0,41 persen. Sedangkan, angka putus sekolah bagi siswa SMA/SMK/MA paling rendah hanya 0,17 persen jika dibandingkan dengan jumlah siswa putus sekolah di satuan pendidikan SD/MI dengan 0,27 persen.
Data ini dilansir Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Lubuklinggau, Jumat (4/12).
“Saat ini jumlah pelajar terdaftar di Disdik Kota Lubuklinggau tercatat 50.999 orang. Dari jumlah itu ternyata angka putus sekolah tertinggi terjadi pada pelajar SMP mencapai 0,41 persen. Jumlah ini tidak jauh dengan tahun-tahun sebelumnya. Walaupun ada peningkatan hanya sedikit,” ungkap Kepala Seksi Data dan Informasi Disdik Kota Lubuklinggau, Niryol Neldi, kepada Linggau Pos, kemarin.
Sebagai informasi, dari total siswa yang dimiliki terdiri dari 25.289 pelajar SD/MI, 13.657 pelajar SMP/MTs dan 12.053 pelajar SMA/SMK/MA. Ditambahkannya, penyebab dari putusnya sekolah pelajar tersebut terindikasi karena ekonomi orang tua mereka lemah sehingga mengakibatkan kesulitan dalam pembiayaan sekolah.
“Terkait permasalahan ini, pemerintah telah berupaya memberdayakan mereka yang mengalami putus sekolah melalui kegiatan yang digelar pemerintah melalui pihak terkait untuk menekan pengangguran yang ada di Kota Lubuklinggau,” terangnya.
Sebenarnya, berbagai hal telah dilakukan Pemkot Lubuklinggau melalui Dinas Sosial (Dinsos) Kota Lubuklinggau dengan menggelar berbagai kegiatan yang ditujukan kepada anak-anak terlantar. Namun, kendala yang dihadapi pemerintah yakni kurangnya kemauan dari para pelajar untuk diberdayakan.
“Kebanyakan mereka menyatakan tidak suka dengan kegiatan yang dilakukan. Mereka beralasan mendingan berada di jalan mendapatkan uang secepatnya daripada mengikuti pelatihan. Inilah yang menjadi pemikiran kami kedepannya, semoga saja mendapatkan dukungan dari semua pihak,” pungkasnya.(05)