Image Hosting
Image Hosting

AIDS di Mura Masuk Kategori KLB

Selasa, 01 Desember 2009


MUSI RAWAS-Penyebaran penyakit yang menyerang sistem daya tahan tubuh (HIV/AIDS) di Kabupaten Musi Rawas, sudah menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). Dengan meninggalnya dua penderita AIDS dari Surulangun Kecamatan Rawas Ulu, dan satunya dari Desa Maur, Kecamatan Rupit sepanjang 2009 menjadi bukti bahwa penyakit ini harus diwaspadai.
Sementara satu orang lagi dari kompleks prostitusi STD di Jalinsum, Kecamatan STL Ulu Terawas, hingga kini keberadaannya tidak diketahui petugas. Pihak Dinkes Musi Rawas juga melansir, Senin (30/11), baru tahun ini diketahui dua orang warga meninggal positif AIDS.
Sedangkan 2008 lalu, tidak ditemukan satu orang pun yang meninggal dunia akibat terjangkit penyakit yang belum ditemukan obatnya itu. “Begitu juga dengan beberapa tahun lalu tidak ada warga yang positif terjangkit HIV/AIDS. Jadi baru tahun ini yang secara epidemologi dapat disebut bahwa penyakit AIDS ini sudah menjadi KLB,” jelas Surveiland pada Dinkes Mura, Nasrul Bayumi di ruang kerjanya, kemarin.
Meski kasus AIDS sudah KLB, dia menyarankan agar masyarakat menjauhi tempat-tempat yang diduga menjadi lokasi penyebaran HIV/AIDS baik melalui hubungan intim berganti pasangan, atau terkena jarum suntik yang dipakai bersamaan.
Nasrul menyebutkan, kawasan yang rawan penyebaran penyakit mamatikan ini berada di warung esek-esek STD di Jalinsum, cafe-cafe di Kecamatan Rawas Ilir, diskotik di Kecamatan Muara Beliti serta Lokalisasi Patok Besi di Kecamatan Lubuklinggau Utara I.
“Karena biasanya ada pendatang yang eksodus dari luar daerah hingga ia bisa masuk ke lokalisasi, dan ini kami khawatirkan dapat menyebarkan HIV/AIDS,” jelas Nasrul.
Ia menjelaskan Dinkes belum dapat memastikan apakah seseorang yang sampel darahnya diambil untuk diperiksa, positif terjangkit HIV/AIDS atau tidak. “Darah itu mesti diperiksa ditempat pemeriksaan khusus untuk mengetahui penyakit AIDS di RS dr Sobirin. Dari sana bisa diketahui apakah orang tersebut positif terjangkit AIDS atau tidak,” terangnya.
Ditanya apakah Dinkes akan memperingati hari AIDS se-Dunia yang jatuh 1 Desember (Hari ini, red), Nasrul mengatakan, pihaknya belum menerima petunjuk teknis (Juknis) berkaitan dengan peringatan ini. “Belum ada juknisnya, kami hanya menunggu instruksi saja,” kilahnya.
Sementara itu di Kota Lubuklinggau tercatat ada 11 tersangka AIDS. Data tersebut berdasarkan zero survey dari 2002 hingga 2005. untuk 2006 hingga 2008 tidak ada pengambilan kegiatan zero survey. Baru tahun ini diadakan zero survey. Pengambilan sampel darah tersebut dimulai kemarin (Senin,red). Sasaran utama di kompleks Lokasisasi Patok Besi di Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Lubuklinggau Utara I.
“Setidaknya ada 89 PKS (Pekerja Seks Komersil) diperiksa darahnya, dengan rincian 76 orang didalam lokalisasi. Sedangkan sisanya 12 orang di warung remang-remang diluar kompleks lokalisasi,” demikian dikatakan kasi Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinas kesehatan (Dinkes) Kota Lubuklinggau, Syarifah Djuwita, kemarin.
Menurut dia, zero survey, untuk mendeteksi berbagai penyakit menular seks. Jadi bukan hanya untuk mendeteksi AIDS saja. Menurut dia, hari ini pihaknya akan melakukan zero survey di Lapas Lubuklinggau. Besok (hari ini,red) kami akan melakukan pemeriksan di Lapas,” jelasya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, sampel darah akan dikirim ke laboratorium di Palembang. “Hasil dari pemeriksaan tidak boleh dipublikasikan. Kalau dipublikasikan melangar HAK Asasi Manusia (HAM),” jelasnya.
Menurut Lurah Sumber Agung, Damiri, jumlah PSK diluar Lokalisasi Patok Besi jumlah tidak terdeteksi. “Mereka datang dan pergi tidak terdata. Akan tetapi yang di lokalisasi mereka cukup pro aktif. Kalau ada pendatang baru mereka melapor ketua rukun tetangga (RT),” jelasnya.
Dihubungi terpisah, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lubuklinggau, Eddy Chandra mengatakan, pihaknya terus melakukan sosialisasi tentang HIV AIDS. “Kami terus melakukan kampaye tetang HIV AIDS. Penyuluhan diadakan dengan mengunjungi sekolah terutama SMA,” ungkapnya.
Dia menambahkan, persoalan HIV AIDS persoalan prilaku atau gaya hidup. “Penularan penyakit tersebut terjadi akibat prilaku seks bebas. Dan persoalan penanggulangan penularan penyakit tersebut merupakan persoalan bersama. Lantas bagaimana kita menjaga diri kita sendiri, keluarga, dan orang-orang yang berada di sekitar kita agar terhindar dari penularan penyakit tersebut? Tentunya dengan tidak melakukan gonta-ganti pasangan,” katanya. (06/02

Image and video hosting by TinyPic

    ShoutMix chat widget