Menjadi Pelatih Renang Murid SD
Sejak kelas III SD, Yosi Novitasari telah mengukir prestasi sebagai juara pertama Tingkat Provinsi dalam Pekan Olahraga SD. Terus dan terus mengasah bakat, akhirnya prestasi demi prestasi menghujani perjalanannya. Tak terhitung lagi berapa trophy dan piagam terkumpul di rumah siswi 12 SMA Negeri 2 Lubuklinggau. Apa trik Yosi mempertahankan prestasi itu? Sulis, Air Kuti
KETIKA wartawan koran ini bertandang ke SMAN 2 Lubuklinggau, Yosi masih asyik mengikuti pelajaran olahraga di halaman sekolah. Dia dan beberapa teman sekelasnya melakukan aksi drabble bola. Beberapa saat kemudian ketika Paryadi, Wakil Kepala Kesiswaan memintanya untuk menemui koran ini, dengan senyum ramah, ia lantas duduk tepat di depan saya.
Saya mengawalinya dengan satu pertanyaan klasik. “Yosi sejak kapan menggeluti olahraga renang?” Gadis kelahiran Lubuklinggau, 2 Desember 1993 masih terus tersenyum. Sembari membenarkan posisi jilbab putihnya, Yosi menjawab, “Aku mulai suka olahraga renang ini sejak kecil, tepatnya waktu SD. Kebetulan lingkungan yang dekat kolam dan sering mandi di Siring Agung. Sehingga kebiasaan berenang menjadi keharusan yang setiap sore aku lakukan,” jelas putri bungsu pasangan Rayuda (50) dan Mirhapudin (51). Saat ini Yosi sedang mempersiapkan diri untuk menempuh Ujian Nasional mengurangi jadwal berenang. “Jadwal latihan agak dikurangi tapi setiap minggu pasti ada latihan. Paling tidak sekarang kesibukan rutin aku ya belajar. Sambil les untuk mendalami mata pelajaran pada UAN nanti,” jelasnya.
Siswi yang mengaku pencinta Matematika masih ingin mengikuti even selanjutnya. “Kalau ada pertandingan lagi, saya pastikan bisa ikut. Tapi sementara belum ada. Meskipun belum ada jadwal pertandingan, tapi latihan terus berlanjut. Selain untuk refreshing maka latihan bisa memberikan efek positif untuk pernafasan,” jelas pelahap nasi goreng ini.
Selama berkecimpung dalam olahraga renang kemampuan Yosi tidak perlu diremehkan. Saat ini Yosi masih berstatus sebagai pelatih renang bagi murid-murid SD di tempat latihan khusus untuk olahraga renang.
Bagaimana kamu mempertahankan prestasi itu? “Saya berusaha terus mengasah bakat, selain itu menjalin komunikasi dengan baik kepada pelatih. Ketika mengalami kesulitan maupun ketidaktahuan saat latihan, kita punya seorang guru bisa dijadikan tempat konsultasi. Selain akan mendukung peningkatan potensi dapat menjadi motivasi khusus untuk terus memperbaiki kekurangan kita saat lomba,” papar Yosi.
Sehingga ketika pelatih memberikan masukan, bisa kita jadikan acuan untuk lomba selanjutnya. “Sehingga kesalahan itu tidak terulang lagi,” jelas Yosi mengaku keberhasilan diraihnya itu berkat gemblengan Dizulkani. “Dia pelatih renang saya sejak SD. Saya sering disupport juga mendapat dukungan penuh dari orang tua, keluarga, sahabat dan sekolah,” paparnya.
Di antara deretan prestasi berhasil digapai Yosi antara lain juara III lomba renang gaya bebas tingkat provinsi di Kota Palembang. “Sebenarnya ada tingkatan tertentu dalam cabang olahraga renang. Kalau tingkatan SMA biasanya gaya bebas. Memang pelaksanaannya lumayan sulit dibanding gaya punggung, dada, atau kupu-kupu. Sebab untuk kelas renang gaya bebas harus menempuh jarak 1.000 meter sampai 1.500 meter. Terkadang kendala utamanya pernafasan tidak sampai,” jelas Yosi yang bermukim di Jalan Irigasi No. 1 RT 05 Kelurahan Siring Agung.
Selama terjun dalam dunia renang, Yosi mengaku telah mencoba bermacam gaya. Bahkan, ia pernah meraih tiga medali sekaligus menjuarai empat gaya renang. “Pernah waktu acara Pekan Olahraga Kota Lubuklinggau tahun 2007, ketika itu saya masih duduk di kelas II SMPN 11 Lubuklinggau meraih tiga medali sekaligus. Dari tiga gaya renang, Punggung, Dada, dan Kupu-Kupu saya meraih juara pertama. Bagi saya itu prestasi paling menggembirakan,” pungkas Yosi di akhir perbincangan.(*)
0 komentar