LUBUKLINGGAU–Hingga akhir Maret 2010, penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menduduki urutan pertama. Terbukti, setiap hari jumlah penderita mencapai 15 hingga 20 warga.
"Penyakit ini banyak diderita masyarakat karena pengaruh perubahan cuaca, lingkungan dan makanan. Cara pencegahannya, dengan menjaga kebersihan lingkungan dan makan makanan yang bergizi," demikian dikatakan Adinda, salah seorang tenaga medis di Klinik Al-Faridh (Suud) Kelurahan Marga Mulya Kecamatan Lubuklinggau Selatan II, kepada Linggau Pos, Sabtu (10/4).
Selain penyakit ISPA, lanjut Adinda, yang banyak diderita pasien di Klinik Al-Faridh urutan kedua adalah penderita diare, per hari rata-rata mencapai 10 orang. "Penyakit ISPA banyak diderita bayi dan anak hingga umur 12 tahun serta usia lanjut yakni usia 60 tahun keatas,"imbuhnya.
Adinda mengatakan, cara pencegahan penyaki ISPA yang pertama sanitase lingkungan harus bersih. Kemudian daya tahan tubuh harus kuat, dengan cara memperhatikan pola makan dan memakan makanan yang bergizi. "Penyakit diare ini jangan dianggap sepele, karena bisa menyebabkan dehidrasi(kurang cairan) dan eritrolit. Jadi, sangat membahayakan karena bisa menimbulkan kematian,"imbuhnya.
Sementara di Puskesmas Simpang Periuk, jumlah warga yang berkunjung paling banyak juga penderita ISPA, dan dalam tiga bulan terakhir mencapai 299 pasien.
Koordinator Pelayanan Puskesmas Simpang Periuk, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II, Herma Yanti didampingi Yahana Diati mengatakan, penyakit diderita warga karena pengaruh perubahan cuaca, kebersihan lingkungan, dan pola makanan.
Ditambahkan Herma Yanti, selain penyakit ISPA penyakit Mialgia (saluran sistem dan jaringan pengikat) juga banyak diderita warga di Puskesmas Simpang Periuk. Dalam tiga bulan terakhir ada 134 pasien. "Penyakit ini muncul akibat kurang bisa mengatur jadwal kerja dengan istirahat. Agar kita tidak terkena penyakit Mialgia, kita harus bisa mengatur pola kerja dan istirahat (tidur)," ucapnya.
Sedangkan data yang dihimpun dari Rumah Sakit (RS) Hapsari Medika di Kelurahan Sidorejo Kecamatan Lubuklinggau Barat II, diketahui penderita tipus menempati urutan pertama dengan jumlah pasien mencapai 10 orang dan diare hanya tiga orang per hari.
Menurut Yanti, salah seorang staf RS Hapsari, penyakit tipus disebabkan oleh bakteri salmonella typhosa. Kuman ini menular lewat makanan dan minuman, tinja dan air seni yang dibawa oleh lalat. Kuman salmonella termasuk genus bakteri enterobakteria gram negatif yang berbentuk tongkat dengan masa inkubasi kuman dalam tubuh 5-12 hari.
"Mengenai gejala tipus, badan terasa dingin tapi kepala panas, pusing dan persendian sakit. Guna mengetahui penyakit tipus kita harus cek darah. Untuk itu penyembuhan penyakit tipus bisa dengan dua cara, yakni resep dokter dan alternatif. Selama proses penyembuhan, penderita harus banyak makan buah-buahan, seperti pisang, pepaya, apel, dan jeruk. Kemudian hindari mengkonsumsi gula karena gula bisa merusak tubuh. Untuk itu banyak-banyaklah memakan sayur-sayuran hijau. Guna menaikan kadar homoglobin kita harus makan ubi merah, karena ubi merah mengandung banyak anti oksidan. Selain itu jangan makan makanan yang pedas, asam, dan pakai gula buatan. Sebab, orang yang pernah kena tipus ususnya lebih rentan,"jelasnya.(14/16)
0 komentar