Melihat MIT Ummi Lubuklinggau, yang Sarat Prestasi
Siapa yang menduga madrasah yang baru berdiri siswanya mampu meraih prestasi di pentas anak shaleh II tingkat Kota Lubuklinggau. Prestasi itu direbutnya dua tahun secara berturut-turut. Tetapi ini bukti nyata yang telah dilakukan murid Madrasah Ibtidaiyah Terpadu (MIT) Ummi Lubuklinggau terletak di Kelurahan Wirakaryam Kecamatan Lubuklinggau Timur II. Berikut laporannya.
Leo Mura, Wirakarya
KEMENANGAN pada lomba itu mengundang senyum dan sorak ramai para murid MIT Ummi di sekolah MI Negeri Kelurahan Lubuk Kupang, Kamis (8/4) lalu. “Kegembiraan ini dirasakan puluhan murid kami yang datang pada acara penutupan perlombaan tersebut,” kata Kepala MIT Ummi, Roaida (40), kepada wartawan koran saat mengawali pembicaraannya mengenai kemenangan MIT, Jumat (9/4), di pentas anak shaleh II tingkat Kota Lubuklinggau.
Selanjutnya, wanita berkerudung ini menceritakan awal berdirinya MIT Ummi, yakni 2007, berawal dari ide mantan anggota dewan Kota Lubuklinggau, Nawawi Naning. “Sejak itu MIT hanya memiliki tiga ruang kelas, empat guru dan sembilan murid telah menerapkan sistem pembelajaran Time to Change,” jelas istri Zuharmawan.
Setahun berselang, yakni 2008, murid MIT mencapai 40. Dalam sekelas ada dua guru, dan 25 murid dengan menerapkan metode belajar sesuai kurikulum Dinas Pendidikan (Disdik) dan kurikulum Kementerian Agama Kota Lubuklinggau. Sebelum masuk dan pulang sekolah diadakan tanya jawab antara guru dan murid.
“Dengan demikian pelajaran yang diajarkan akan menjadi suatu kegiatan kebiasaan sehari-hari bagi murid, karena kita menggunakan sistem pembelajaran Time to Change. Atau satu guru menjelaskan di depan dan satu guru lainnya mengarahkan di belakang murid. Cara ini sangat membantu anak dalam belajar,” papar alumni IAIN Raden Fatah Palembang Fakultas Syariah 1990.
Ibu empat anak ini kembali menjelaskan dengan gaya motode pembelajaran yang kondusif dan guru yang excellent akan mampu membawa anak didik mengukir prestasi. Serta mengharumkan nama sekolah, walaupun tahun ini belum ada jebolan pertama di MIT Ummi.
Soal keikutsertaan murid MIT Ummi ikut lomba anak shaleh itu, Roaida mengatakan, setelah pihaknya menerima surat edaran dari Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Lubuklinggau, maka pihak sekolah mengambil langkah cepat. “Saya mengambil kebijakan mengadakan lomba di MIT Ummi sesuai dengan tingkat perlombaan akan diadakan yang sifatnya intern, dengan tujuan untuk mencari bibit yang bakal diutus pada perlombaan itu,” ungkap perempuan ini.
Nah, pada pentas anak shaleh MIT Ummi mampu meraih juara umum pada tiga cabang lomba, yaitu cerdas cermat, da’i cilik (dacil), dan hafiz.
0 komentar