Image Hosting
Image Hosting






Program Kerja Camat Sumber Harta, H Burlian

Menjalankan amanah dengan sebaik mungkin sudah menjadi tekad H Burlian (49), sejak dilantik menjadi Camat Sumber Harta Kabupaten Musi Rawas (Mura). Apa saja program yang akan dilaksanakan mantan calon Wakil Bupati Mura Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tahun 2005. Berikut penuturannya.

M Nur Kholil, Sumber Harta
FIGUR Burlian, tergolong pribadi ramah. Sikap itu ditunjukkan pria kelahiran Babat, Kabupaten Muara Enim, 27 September 1959, ditemui di kantor camat Sumber Harta, Sabtu (20/3) lalu.

Perbincangan mengalir lancar. Dari sekian banyak program yang dicanangkan suami dari Hj Suwarti anggota DPRD Kabupaten Mura ini, ternyata ada gerakan cukup menarik. Yaitu mengajak seluruh warga Kecamatan Sumberharta untuk menanam sawit di belakang rumah masing-masing. Apa tujuan dari gerakan tersebut? Menurut Burlian, hasilnya diharapkan bisa dimanfaatkan masyarakat. Sebut saja masyarakat tidak mengalami kesulitan untuk membayar pajak.

“Setiap pekarangan rumah akan ditanam lima batang sawit. Rinciannya dua batang sawit untuk alokasi penghasilan desa, sedangkan tiga batangnya lagi untuk penghasilan warga yang punya lahan,” tutur mantan ketua KNPI Mura, penuh semangat.
Kalau diperkirakan ada 5000 kepala keluarga (KK) di Kecamatan Sumberharta, lanjut mantan pegawai penyuluh pertanian ini, kemudian dikali lima batang sawit artinya sudah ada 25 ribu batang sawit. Dengan demikian setara dengan 165 hektar sawit tanpa pengelolaan dan pembebasan lahan. “Padahal biaya perawatan kebun sawit per hektar tidak kurang dari Rp 20 juta sampai panen. Apa artinya gerakan ini, secara otomatis telah meningkatkan nilai tambah tanah pekarangan warga,” imbuh Burlian.

Lalu pria berperawakan agak subur ini menjelaskan secara konkrit hasil yang bakal didapatkan warga. Jika diasumsikan dari satu batang sawit menghasilkan buah seberat 10 kg dijual Rp 5000 per kilogram, maka hasil Rp 50 ribu. Nah, kalau ada 25 ribu batang sawit artinya bisa menghasilkan Rp 1,25 miliar. Hasil penjualan buah sawit bisa dikelola secara kolektif oleh badan usaha koperasi. Dan sangat memungkinkan bisa menciptakan pendapatan asli desa (PAD).

Selain pencanangan gerakan tanam sawit tersebut, sejak menjabat Camat Sumber Harta banyak juga program yang telah terealisasi. Seperti kegiatan gotong royong Jumat bersih. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan silatuhrahmi diantara warga, sekaligus menumbuhkan Sense of belonging terhadap hasil pembangunan yang ada di desa masing-masing. “Saya juga bekerjasama dengan Kepala Unit Pelaksana Teknik (KUPT) Pendidikan untuk melaksanakan wajib belajar sembilan tahun sesuai dengan program Bupati Mura,” tandas Burlian.

Dibalik ide cerdas Burlian ternyata pengalaman tugas dan perjalanan karir birokratnya cukup menunjang. Diantaranya sebagai pegawai penyuluh pertanian 1982, kemudian pada 2002 pindah menjadi staf di sekretariatan Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Mura. Berikutnya pindah menjadi seketaris Lurah (Seklur) di Kecamatan Megang Sakti.

Pada 2005 masuk dalam bursa pencalonan Wakil Bupati Mura. Sebagai bukti bahwa figur Burlian dan pasangannya cukup diperhitungkan, meraup dukungan suara peringkat tiga besar dari lima pasang calon. Kendati kalah dalam Pilkada Burlian tetap mendedikasikan diri sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Mura. Mengemban jabatan Kasi Kesos di Kecamatan Megang Sakti 2006, selanjutnya pada 2008 pindah menjadi Kepala Bidang (Kabid) Tenaga Kerja di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Mura.

Diakhir perbincangannya, Burlian berharap semua elemen di Kecamatan Sumberarta memegang teguh prinsip nasionalis. Yaitu right or wrong, Indonesia is my country. “Mudah-mudahan dengan prinsip ini, kita semakin mencintai negara atau daerah kita sendiri,” pungkasnya.(*)

Image and video hosting by TinyPic

    ShoutMix chat widget