Sosok Sugiono, Kades E Wonokerto
Menjalankan amanah dengan sebaik mungkin untuk masyarakat, adalah tekad Sugiono, sejak dilantik menjadi seorang Kepala Desa (Kades) pada Tanggal 13 Juni 2008, dan merupakan kades terbaik se-Kabupaten Musi Rawas (Mura) di Tahun 2009. Lalu apa saja trik dan program yang telah dan akan dilaksanakan, berikut penuturanya.
M Nur Kholil, E Wonokerto
PROGRAM pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat sudah ditingkatkan dan kini dapat dirasakan oleh masyarakat Desa E Wonokerto. Lantas apa saja program yang telah tercapai dan trik yang digunakan sosok pria berperawakan besar, kelahiran Wonokerto, 21 Juni 1970 ini?
Kedatangan wartawan koran ini di rumah kediamannya, Desa E Wonokerto, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Mura, disambut hangat Sugiono, demikian pangilan akrab Kades ini yang kebetulan sedang berbincang dengan tamu dari beberapa perangkat desa. Dengan ramah mempersilakan wartawan koran ini masuk ke rumahnya.
Setelah masuk ke dalam rumah wartawan oran ini dipersilakan duduk dan disuguhkan minuman. Setelah menyatakan maksud dan tujuan kedatangan wartawan koran ini, lalu terlibat dalam obrolan yang hangat dan bersahabat dengan bapak satu anak itu, dan merupakan suami dari Ernita, dengan sedikit mengasingkan tamu lainnya.
Sambil berbincang-bincang tentang keberhasilan prestasi yang telah diraih, Sugiono pun menyebutkan beberapa program telah teralisasi selama dua tahun menjabat sebagai Kades E Wonokerto. Diantaranya pengerasan jalan sepanjang 600 meter, pembuatan jembatan beton sepanjang 16 meter yang menghabiskan dana Rp 104 juta disalurkan dari dana PNPM, kemudian pembuatan jalan pada 2008. Selain itu pada 2009 sudah terlaksana pembuatan jalan usaha tani yang sekarang sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Adapun program kedepan, yakni peningkatan jalan usaha tani agar lebih mudah masyarakat mengangkut hasil pertaniannya. Selain itu, untuk meningkatkan taraf hidup perekonomian masyarakat, adapun rencana ases jalan yang akan dibuat Dusun IV, sedangkan untuk Dusun II dan Dusun III perapian agar lebih nyaman untuk melintas jalan usaha tani dalam pengangkutan hasil panen.
Untuk bidang usaha, masyarakat membuka usaha batubata, usaha ini bisa menunjang penghasilan masyarakat dan meningkatkan perekonomian desa. Selain itu dapat mengurangi tingkat pengangguran. “Dari pada nganggur, mereka lebih banyak memanfaatkan jadi buruh bata,” ucap Sugiono.
Sementara itu untuk bidang keagamaan sudah dilaksanakan setiap malam Jumat, perkelompok untuk para ibu-ibu dan bapak-bapak. Sedangkan pengajian Taman Pendidikan Al Quran (TPA) sudah terkoordinir dengan baik, rencananya pihaknya akan membangun gedung khusus untuk pengajian TPA yang sekarang jumlah santrinya mencapai 125 orang, dengan enam guru. Selain itu untuk pusat siar Islam, terus merehabilitasi masjid besar Desa E Wonokerto, yang diberi nama Masjid Nurul Iman. “Sekarang Masjid Nurul Iman masih dalam proses pembangunan, dan sudah memanfaatkan dana bantuan pemerintah pada 2008 senilai Rp 100 juta.
Dana itu untuk pembuatan kutbah, sedangkan tahun ini akan kembali mendapatkan bantuan dari Pemda Rp 300 juta. Mudah–mudahan atas bantuan Pemda, pembangunan masjid dapat diselesaikan pada tahun ini juga. Karena masyarakat sangat mengidam-idamkan penyelesaian pembangunan masjid yang dimulai sejak 2004 silam,” jelas Sugiono panjang lebar.
Dalam dua tahun masa jabatannya menjadi seorang Kades, ada beberapa prestasi yang pernah diraihnya, yaitu juara II Lomba Desa Peranan Peningkatan Wanita Kesejahteraan (P2WKS) 2009, dan pada 2009 pula Sugiono sebagai Kades terbaik kedua se-Kabupaten Mura.
Untuk luas wilayah Desa E Wonokerto 346,52 hektar, dengan jumlah penduduk 2.468 dan jumlah Kepala Keluarga (KK) 754. Dari jumlah penduduk ini mayoritas suku Jawa, dengan penghasilan sebagai petani padi dan batubata.(*)
0 komentar