Image Hosting
Image Hosting

Pemkab Tak Tanggap Korban Banjir

Senin, 22 Februari 2010


MUSI RAWAS-Ironis, setelah banjir melanda beberapa kecamatan di Kabupaten Musi Rawas (Mura), sejak empat hari lalu belum satupun bantuan dari Pemkab Mura mengalir kepada warga yang tertimpa musibah. Kalaupun ada bantuan hanya sebatas peralatan, padahal warga yang rumahnya terendam banjir membutuhkan makanan, air bersih, hingga pakaian.

Sebut saja di Kecamatan Muara Kelingi, dari RT 1 sampai dengan RT 5 rumah warga terendam banjir. Kondisi paling parah ada di RT 1 hingga RT 4. Sebab, banjir bandang setinggai lebih kurang 3 meter tersebut membuat ribuan rumah warga terendam. Hanya bagian atap rumah yang terlihat sementara bagian rumah sudah terendan aliran air Sungai Musi.

Tidak itu saja luapan Sungai Musi ini mengakibatkan jalur antara Kabupaten Mura-Sekayu putus. Di Desa Lubuk Muda saja jalan terendam banjir lebih kurang 500 meter dan lebih kurang 5 km kendaraan antri untuk menyeberang.

Data didapat koran ini di lapangan, tinggi air di Desa Tanjung setengah lutut dan membuat 84 KK ketar ketir. Sementara di Kelurahan Muara Kelingi ketinggian air sejak Minggu (21/2) dini hari naik hingga 3 meter. Tak ayal kondisi ini membuat 2.342 jiwa was-was.

“Minggu (21/2) dini hari air mulai naik, rumah saya hanya tinggal atapnya saja. Saya dan keluarga sudah tiga hari tinggal ditenda, yang kami buat seadanya,” tegas Isop (40) warga RT 5.

Hal senada juga diungkapkan Yani, warga RT 1. Ia mengatakan belum ada satupun bantuan dari Pemkab Mura turun. “Kami tidak perlu difoto, yang kami butuhkan bantuan, kapan Pak Bupati mau turun” cetusnya.

Tidak itu saja Isa (35), warga RT 1 terpaksa memasak dan tidur diatas loteng rumahnya, ironisnya ia dan keluarga hanya tinggal memiliki persedian beras 3 kg. “Kalau ini bukannya terendam tetapi rumah kami sudah tenggelam. Tolong sampaikan pada para pejabat untuk beri kami bantuan,” celotehnya.

Soleh Serahkan Bantuan
Sementara itu anggota DPRD Kabupaten Mura dari Dapil 4, M Soleh menegaskan, banjir bandang saat ini hampir sama dengan kejadian pada 1982. “Banjir seperti ini sudah pernah terjadi pada 1982, ribuan rumah terendam banjir. Ironisnya, pemerintah daerah kurang tanggap dengan hal ini,” tambahnya.

Selain melakukan peninjuan moment tersebut digunakan M Soleh untuk menyalurkan bantuan berupa 2,3 ton beras, dan 80 dus mie instans. “Bantuan tersebut saya berikan untuk 550 KK masing-masing KK dapat 4 kg beras tepatnya warga di Desa Mandi Aur dan Kelurahan Muara Kelingi. Sementara di Desa Bingin Jungut, Tanjung, Lubuk Muda bantuan sudah disalurkan mie instans. Saya sangat prihatin bantuan dari Pemkab Mura tersedat. Untuk itu saya mohon bantuan dari SKPD, namun secara pribadi untuk meringankan beban saudara-saudara yang tertimpa musibah, begitu pula teman-teman di DPRD Kabupaten Mura khususnya dari Dapil 4, dan masyarakat luas baik berupa makanan, air mineral, pakaian hingga obat-obatan,” jelasnya.

Sementara Camat Muara Kelingi, Musadik yang ada di lokasi menambahkan, sejauh ini sudah ada bantuan masuk terutama berupa peralatan dari Dinsos baik berupa tenda, perahu.

“Sudah ada beberapa orang kontak ke saya akan salurkan bantuan salah satunya Gakpi salurkan 200 dus mie instant dan 100 dus air mineral. Yang jelas untuk Pulau Panggung kami miliki sped boot untuk kesana namun masalahnya tali seling jembatan saat ini dalam kondisi putus,” tambahnya.
Rupanya moment banjir digunakan sebagian warga yang miliki perahu untuk mengais rezeki. Untuk satu motor saja yang ingin menyeberang, warga mematok harga Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu.
“Kalau mau sebrangkan motor bayar Rp 20 ribu, tidak terlalu mahal karena risiko kami juga besar. Kalau motor terjatuh tentu kami akan ganti,” tegas Arya.(07)

Image and video hosting by TinyPic

    ShoutMix chat widget